Berkaca dari Kasus Bunuh Diri di Bandung, Mengapa Ibu Selalu Menomorduakan Diri Sendiri?

By Arintha Widya, Senin, 8 September 2025

Mengapa ibu lebih menomorduakan dirinya sendiri?

Parapuan.co - Kawan Puan, baru-baru ini ramai dibahas di media sosial dan media massa tentang kasus tragis seorang ibu di Bandung yang mengakhiri hidupnya karena tidak ingin anaknya menderita di masa depan. Sebelum mengakhiri hidupnya sendiri, sang ibu meninggalkan sepucuk surat berisi pesan pilu yang mengungkapkan alasannya "pergi membawa dua anaknya" untuk selama-lamanya.

Kasus ini harusnya kembali menyadarkan kita pada satu hal, yaitu tentang besarnya beban yang sering dipikul seorang ibu. Keputusan ekstrem itu, meski tidak bisa dibenarkan, menunjukkan bagaimana banyak perempuan rela menomorduakan diri demi memastikan anak-anak mereka hidup lebih baik.

Terlepas alasan lain di baliknya, sang ibu melakukan hal tersebut karena lelah dengan penderitaan hidupnya selama ini dan tidak ingin anak-anaknya terus mengalami penderitaan itu selama hidupnya.

Mother Load: Beban Tak Terlihat Seorang Ibu

Menjadi seorang ibu bukanlah hubungan yang setara secara emosional. Seorang anak bisa bebas menerima perhatian, kasih sayang, dan pengorbanan, sementara ibu lebih banyak memberi tanpa mengharapkan balasan.

Inilah yang disebut sebagai “Mother Load”, kondisi ketika ibu terbiasa mendahulukan kebutuhan orang lain—terutama anak—dibandingkan dirinya sendiri.

Ketika anak masih kecil, seluruh perhatian ibu tercurah pada setiap kebutuhan mereka. Bahkan, hal-hal kecil yang dianggap remeh, seperti menemani anak tidur atau memberikan suapan terakhir makanan, sering lebih penting bagi seorang ibu dibandingkan rasa lelah atau keinginannya sendiri.

Dari situlah muncul pola bahwa kebahagiaan anak dianggap sebagai ukuran kebahagiaan ibu.

Mengapa Ibu Selalu Menomorduakan Diri?

Baca Juga: Mental Load yang Dialami Perempuan Setelah Jadi Ibu dan Cara Menghadapinya