Parapuan.co - Apa artinya sebuah bangsa jika masyarakatnya tidak mampu tumbuh bersama, saling melengkapi, dan menambahkan nilai satu sama lain dalam berkarya?
Pertanyaan ini menjadi semangat yang dibawa desainer Wilsen Willim dalam perhelatan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2025, ajang prestisius yang digagas Bank Indonesia dengan dukungan Harper’s Bazaar Indonesia.
Dalam kesempatan ini, Wilsen berkolaborasi dengan rumah tenun UMKM Kendra Sutra pimpinan Hendra Gunawan, yang memproduksi kain Tenun Sabilulungan dari Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kata Sabilulungan dalam bahasa Sunda bermakna gotong royong, kebersamaan, dan saling membantu demi mencapai tujuan bersama.
Wilsen mengemas Tenun Sabilulungan dalam ragam busana siap pakai eklektik-kontemporer—mulai dari jas, celana, celemek (bib & apron), kemeja, rok, mantel, hingga kemeja terusan.
Paduan tenun dengan material konvensional seperti katun poplin dan suiting fabric menghasilkan harmoni desain yang unik, nyata, dan fungsional. Koleksi ini menjadi bukti bahwa kain wastra Nusantara sangat mungkin dikenakan dalam aktivitas sehari-hari.
"Salah satu impian saya adalah agar wastra tidak hanya dilihat sebagai kostum yang sesekali kita kenakan saat acara khusus, namun benar-benar menjadi bagian dalam keseharian kita sebagai bangsa Indonesia," ungkap Wilsen Willim menjabarkan visinya.
Kain Tenun Sabilulungan yang dihadirkan kali ini menampilkan warna hitam, putih, gading, hijau pupus, biru, merah, jingga, ungu, merah jambu, kuning, serta beberapa kain yang dibatik setelah proses tenun.
Materialnya terdiri dari sutra dan katun. Setiap tampilan diperindah dengan aksesori karya Subeng Klasik.
Baca Juga: Brand Tas Mewah Ini Rilis Koleksi Puzzle 10 dengan 19 Animasi Unik
Karya Kreatif Indonesia Wilsen Willim
Momen ini juga terasa istimewa karena menghadirkan Jacquelin, Aiko, dan Jennifer—tiga model difabel binaan Layak Talent Agency. Kehadiran mereka menjadi pesan kuat bahwa keterbatasan bukan hambatan, melainkan dorongan untuk menembus batas inklusivitas.
Seperti filosofi Sabilulungan yang mengajarkan saling melengkapi dan menyokong, koleksi ini menjadi wujud kolaborasi lintas industri dan media.
Semua pihak memberikan dedikasi terbaiknya, menciptakan karya berkesinambungan—layaknya benang lungsi dan pakan yang saling mengikat, membentuk wastra yang kuat dan indah.
(*)