Kemajuan Teknologi Memberikan Ancaman bagi Perempuan, Mengapa?

By Saras Bening Sumunar, Selasa, 19 Agustus 2025

Kemajuan Teknologi Memberikan Ancaman bagi Perempuan

Parapuan.co - Saat ini, teknologi sudah berkembang begitu pesat. Situasi ini bahkan membawa berbagai dampak positif, khususnya untuk perempuan baik dalam kehidupan pribadi, sosial, maupun profesional.

Sebelumnya, banyak hambatan yang membatasi ruang gerak perempuan, mulai dari akses informasi, kesempatan kerja, hingga partisipasi dalam pendidikan. Kini, teknologi membawa peluang yang jauh lebih luas.

Sayangnya di waktu bersamaan, kemajuan teknologi juga memberikan ancaman pelecehan dan kekerasan bagi perempuan secara digital. Sebuah penelitian tentang kesetaraan gender menemukan bahwa kekerasan secara online memang bisa dialami oleh perempuan maupun laki-laki.

Akan tetapi, perempuan lebih mungkin menjadi sasaran kekerasan siber. Walaupun terjadi secara online, situasi ini merupakan ancaman serius yang mengakibatkan kerugian pada perempuan dari segi fisik, seksual, psikologis, maupun ekonomi.

Lantas, mengapa perempuan rentan menjadi korban pelecehan dan kekerasan di dunia digital? Menurut penulis, norma gender dan misogini bukan hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga bermigrasi ke dunia digital atau online.

Bias dan stereotip tentang perempuan yang 'menjadi objek seksual' seakan bermutasi dan berpindah ke layar. Ia justru menemukan panggung baru yang menormalisasikan candaan berbau seksual dan kultur menyalahkan korban yang membuat mereka bungkam.

Budaya patriarki yang mengakar di banyak negara, termasuk Indonesia, menciptakan pandangan bahwa perempuan lebih rendah atau lebih 'layak' menjadi objek seksual dibandingkan laki-laki.

Pola pikir ini terbawa ke dunia digital, di mana perempuan sering menjadi target komentar seksis, catcalling online, bahkan ancaman kekerasan. Pandangan yang merendahkan perempuan membuat pelaku merasa memiliki legitimasi untuk melakukan pelecehan.

Pendapat penulis dipertegas dengan adanya penelitian dari Institute of Development Studies yang dirilis oleh UN Women bahwa 16 sampai 58 persen perempuan telah mengalami kekerasan berbasis gender online (KBGO).

Baca Juga: 5 Cara untuk Membantu Mengakhiri Kasus Kekerasan pada Perempuan