Parapuan.co - Di tengah cuaca panas ekstrem yang melanda berbagai daerah di Indonesia, penggunaan AC (air conditioner) menjadi solusi utama untuk menyejukkan rumah. Namun, tagihan listrik yang melonjak sering kali membuat kita bertanya-tanya: apakah sebaiknya AC dimatikan saat rumah kosong?
Jawabannya ternyata tidak sesederhana itu. Menurut Jennifer Amann, peneliti senior dari American Council for an Energy-Efficient Economy, tidak ada satu jawaban pasti soal kapan sebaiknya AC dinyalakan atau dimatikan.
"Setiap rumah punya kondisi yang unik—bentuk bangunan, arah sinar matahari, hingga kondisi lingkungan sekitar seperti jumlah pepohonan," ujarnya dikutip dari Real Simple. Artinya, apa yang efektif di satu rumah, belum tentu sama di rumah lain.
Hal ini juga berlaku di Indonesia, di mana perbedaan iklim mikro dan kualitas bangunan di setiap daerah sangat beragam. Rumah di daerah pesisir seperti Surabaya akan terasa lebih lembap daripada rumah di dataran tinggi seperti Bandung, sehingga pengaturan AC pun perlu disesuaikan.
Kapan Sebaiknya AC Tetap Dinyalakan Meski Rumah Kosong?
1. Tinggal di Wilayah yang Lembap
Banyak daerah di Indonesia memiliki kelembapan tinggi, terutama saat musim hujan. AC bukan hanya mendinginkan, tetapi juga mengurangi kelembapan udara. Jika dibiarkan terlalu lembap, rumah bisa menjadi sarang jamur dan tungau debu.
"Sistem pendingin bekerja paling efektif jika dibiarkan menyala, terutama di wilayah yang lembap," kata Amann. Idealnya, kelembapan udara di dalam rumah dijaga tidak lebih dari 60% agar tidak memicu pertumbuhan jamur.
2. Ada Hewan Peliharaan di Rumah
Baca Juga: Karakteristik Rumah Zaman Belanda, Sejuk Meski Tanpa AC atau Kipas