Terapi Hormon dan Risiko Kanker Payudara pada Perempuan, Apa yang Perlu Diketahui?

By Arintha Widya, Kamis, 3 Juli 2025

Terapi Hormon dan Risiko Kanker Payudara pada Perempuan

Parapuan.co - Kawan Puan, kanker payudara menjadi salah satu kanker yang paling umum diderita perempuan di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Meski besar risikonya terhadap perempuan, terutama setelah menopause, risiko kanker payudara bisa diturunkan dengan melakukan terapi.

Dan terapi hormon kerap menjadi andalan bagi perempuan yang mengalami gejala berat menopause atau yang telah menjalani prosedur medis seperti histerektomi (pengangkatan rahim) dan ooforektomi (pengangkatan indung telur).

Namun, sebuah studi terbaru dari National Institutes of Health (NIH) mengungkapkan bahwa penggunaan terapi hormon sebelum usia 55 tahun dapat memengaruhi risiko kanker payudara, tergantung pada jenis terapi yang digunakan.

Penelitian berskala besar ini menganalisis data dari lebih dari 459.000 perempuan berusia di bawah 55 tahun di berbagai negara, termasuk Amerika Utara, Eropa, Asia, dan Australia. Para peneliti menelusuri dua jenis terapi hormon yang umum digunakan:

Hasil Studi: Efek Positif dan Negatif Terapi Hormon

Hasil studi menunjukkan bahwa perempuan yang menggunakan E-HT memiliki risiko kanker payudara 14% lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak menggunakan terapi hormon sama sekali. Efek perlindungan ini bahkan lebih kuat pada perempuan yang memulai E-HT di usia yang lebih muda atau menggunakannya dalam jangka waktu yang lebih lama.

Sebaliknya, penggunaan EP-HT justru dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara sebesar 10%, dan risiko ini melonjak hingga 18% jika digunakan lebih dari dua tahun.

"Terapi hormon bisa sangat membantu meningkatkan kualitas hidup perempuan yang mengalami gejala menopause berat atau setelah operasi yang memengaruhi kadar hormon mereka," ujar Katie O’Brien, Ph.D., peneliti utama dari NIH’s National Institute of Environmental Health Sciences (NIEHS).

"Studi kami memberikan pemahaman lebih dalam mengenai risiko dari masing-masing jenis terapi hormon, yang kami harap bisa membantu pasien dan dokter menyusun rencana perawatan yang lebih tepat," imbuhnya.

Baca Juga: Faktor Risiko Kanker Payudara pada Perempuan Muda di Usia 18-40 Tahun