Mengenal Apa Itu Kemarau Basah dan Prediksi BMKG Terkait Perubahan Iklim

By Arintha Widya, Kamis, 22 Mei 2025

Penjelasan BMKG tentang kemarau basah dan perubahan iklim.

Parapuan.co - Kawan Puan, barangkali sebagian besar dari kita sudah merasakan bahwa musim hujan dan kemarau di Indonesia mulai tumpang tindih. Jika dulu musim hujan dan kemarau bisa diperkirakan antara bulan Oktober-Maret (penghujan) dan April-Septemper (kemarau), kini tidak demikian.

Bahkan hingga Mei yang mestinya sudah masuk musim kemarau, tahun 2025 ini rasanya penghujan masih melanda. Akhirnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa sejumlah wilayah di Indonesia saat ini sedang mengalami fenomena kemarau basah. Kondisi ini mengakibatkan hujan masih terjadi meskipun sudah memasuki musim kemarau.

Menurut proyeksi BMKG, fenomena kemarau basah diperkirakan akan berlangsung hingga akhir musim kemarau pada Agustus 2025. Setelah itu, Indonesia akan memasuki masa peralihan atau pancaroba pada September hingga November 2025, sebelum akhirnya memasuki musim hujan yang diprediksi datang pada Desember 2025 hingga Februari 2026.

Lantas, apa itu kemarau basah dan perluka kita khawatir? Simak penjelasan dari BMKG sebagaimana mengutip Kompas.com di bawah ini, yuk!

Apa Itu Kemarau Basah?

Kemarau basah adalah situasi di mana curah hujan tetap tinggi meski berada dalam periode musim kemarau. Fenomena ini dianggap tidak biasa dan berhubungan dengan ketidakstabilan pola cuaca yang dipengaruhi oleh dinamika atmosfer dan perubahan iklim.

"Kemarau basah adalah fenomena tidak biasa yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan iklim dan pola cuaca yang tidak stabil," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto.

Faktor-Faktor Penyebab Kemarau Basah

BMKG mengidentifikasi beberapa faktor atmosfer yang memicu kemarau basah. Diantaranya adalah sirkulasi siklonik di wilayah Indonesia, aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), serta gelombang atmosfer tropis seperti gelombang Kelvin dan Rossby Ekuator. Kombinasi dari faktor-faktor tersebut mendorong terbentuknya awan hujan meskipun musim kemarau sedang berlangsung.

Baca Juga: Tips Berteduh yang Aman Saat Cuaca Ekstrem bagi Pengendara Motor