Edukasi Budaya Anak Indonesia, Saksikan Pementasan Dongen Virtual Ini

By Maharani Kusuma Daruwati, Senin, 6 Desember 2021

Pementasan dongeng virtual

Parapuan.co - Kawan Puan, dongeng menjadi salah satu sarana untuk mengajak anak mengenal budaya Indonesia.

Masih berada di masa pandemi, Kawan Puan bisa mengajak si Kecil untuk bisa menyaksikan pementasan dongeng secara virtual.

Satu karya terbaru yang mengangkat budaya Indonesia hasil kerjasama antara Wedhangan Q dengan Winson The Storyteller Family, bakat-bakat muda dari Pedharma Desa dari SMK Bhakti Karya Parigi dan Anindhaloka akan digelar pada hari Sabtu, 11 Desember 2021 pukul 14.0015.00 WIB.

Baca Juga: Hari Dongeng Nasional, Ini Definisi Profesi dan Tugas Pendongeng

Gelaran yang diselenggarakan secara virtual ini, mengangkat cerita mengenai warna warni budaya Indonesia yang dirangkum dalam satu pementasan dongeng yang diperuntukan bagi anak-anak, para orang tua, pengajar, dan masyarakat Indonesia secara luas. 

“Dari sekian banyak cerita rakyat yang kita ingat saat kita masih kecil dulu, tapi rasanya saat ini hampir jarang populer di kalangan anak-anak kita terutama yang berada di kota besar.

"Cerita rakyat seperti Timun Mas, Si Kancil, atau cerita Bawang Merah Bawang Putih sebenarnya sangat penting untuk diperkenalkan kembali karena sarat akan moral cerita tradisi Indonesia yang santun, berwibawa, dan membumi," kata Puri Lestari, pemilik Wedhangan Q Jakarta.

"Berawal dari diskusi bersama Wiwin Dongeng dan keinginan untuk memperkenalkan tradisi Indonesia termasuk ragam bumbu, makanan, dan minuman khas Nusantara kepada anak-anak, kami akhirnya membuahkan inisiatif berupa kreasi kisah dongeng yang menceritakan rempah Indonesia,” tambahnya. 

Miss Wiwin, dari Winson The Storyteller Family menambahkan, dongeng bagi kebanyakan orang merupakan sarana untuk memperkenalkan dunia di luar lingkup rumah dan keluarga kepada anak-anak.

Banyak penelitian yang menjelaskan bahwa dongeng adalah sarana untuk mengenalkan wawasan dan tradisi budaya serta memunculkan pemahaman awal akan toleransi kepada anak melalui penceritaan.

"Dongeng merupakan kesempatan pertama kita untuk berimajinasi di masa anak-anak, dimana mereka diajak menyimak, mengandaikan, membayangkan, atau bahkan memerankan menjadi tokoh – tokoh yang ada di kisah tersebut.

"Ajakan berimajinasi dan enactment inilah yang menjadikan dongeng, media yang sangat efektif untuk menyampaikan kisah dan pesan dalam budaya masyarakat. Kita seolah diajak memasuki dunia yang penuh kemungkinan! Nilai-nilai, pesan, ataupun kearifan budaya lokal sering kali diturunkan lintas generasi dalam bentuk dongeng. Kisah Putri Mandalika dari Lombok misalnya adalah salah satu contoh dongeng yang berdasarkan nilai budaya dan kearifan lokal,” terangnya.