"Malam kedua adalah saat bayi lebih sadar, mulai lebih sering meminta ASI dan menjadi lebih rewel, cemas, dan gelisah," imbuhnya.
Sejauh ini, belum banyak penelitian tentang konsep second night syndrome pada bayi baru lahir karena tidak diakui sebagai masalah medis.
Sebenarnya, jenis perilaku ini benar-benar normal dan bukan merupakan tanda adanya penyakit pada bayi baru lahir.
Gary Kirkilas menambahkan, penyebabnya adalah perubahan lingkungan, di mana sebelumnya bayi berada di dalam ketuban, kemudian terlahir dan harus menyesuaikan diri dengan sekitar.
"Saat di dalam kandungan, semua kebutuhan bayi terpenuhi dengan sempurna," ungkap Gary Kirkilas.
"Suhu dijaga konstan hangat, dan semua kebutuhan nutrisi bayi - cairan, elektrolit, karbohidrat, protein, lemak - langsung disampaikan oleh ibu melalui tali pusar," tuturnya.
Setelah lahir, tentu saja semua berubah drastis. Suhu ruangan bisa berubah-ubah, lalu mereka harus membuat sinyal terlebih dulu jika lapar, misalnya menangis.
Tanda-Tanda Second Night Syndrome dan Cara Mengatasinya
Meski disebut second night syndrome, kondisi semacam ini tidak hanya terjadi di malam kedua.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Kolik pada Bayi dan Bedanya dengan Tantrum