Parapuan.co - Kanker payudara bisa dialami oleh semua perempuan dalam kondisi apa pun, termasuk ibu hamil.
Dalam acara bertemakan Meminimalisasi Kesenjangan dalam Perawatan Pasien Kanker Serta Menekankan Kesetaraan Pasien dalam Mendapatkan Layanan Medis yang diadakan Siloam Hospital di Aryaduta Suites (07/02/2023), dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM mengungkap berdasarkan data Globocan 2021 kanker payudara menjadi kanker nomor satu yang dialami oleh masyarakat Indonesia.
Selaku dokter spesialis penyakit dalam konsultan hemato-onkologi, dr. Jeffy menjelaskan bahwa di Siloam Hospital angka kejadian kanker payudara meningkat setiap tahunnya, di mana pada 2018 ada 457 pasien hingga 2021 sejumlah 635 pasien.
Dokter Jeffry menyatakan salah satu pasiennya ada yang mengidap kanker payudara saat hamil.
Bahkan, pasien kanker payudara dr. Jeffry sudah di stadium 4 dan di kehamilan berusia 18 minggu.
Lantas, apakah aman melakukan perawatan kanker payudara di masa kehamilan?
Dokter Jeffry menceritakan pasien tersebut dan bayinya selamat hingga lahir.
Adapun metode perawatan yang dilakukan oleh dr. Jeffry kepada pasiennya, yakni kemoterapi.
"Diputuskan pasien dikemoterapi terlebih dahulu meski sedang hamil," ujarnya.
Baca Juga: Kenali Kelebihan dan Kekurangan dari 2 Metode Rekonstruksi Payudara
Sebagai catatan, kemoterapi dilakukan saat kehamilan trimester dua dan tiga.
Pada trimester pertama, tidak dilakukan kemoterapi karena janin belum terbentuk sempurna.
"Kemo yang diberikan adalah buying time, sampai anaknya bisa lahir, 2,5 kilogram, lahirin," papar dr. Jeffry.
Jadi, dokter kandungan pun akan memantau janin, jika anak sudah menyentuh 2,5 kilogram akan lahir prematur secara operasi sesar.
Ia menambahkan bahwa di masa kehamilan, perempuan hanya menjalani kemoterapi dengan dosis kecil.
Setelah anak lahir, dr. Jeffry menyatakan bisa dilanjutkan dengan definitive treatment alias operasi dan full chemotherapy.
Apakah masih bisa menyusui setelah anak lahir?
"Selama menjalani kemoterapi, anak tidak boleh menerima ASI, itu pentingnya peran dokter anak," lanjut dr. Jeffry.
Dokter Jeffry menegaskan kalau perawatan untuk ibu hamil itu melibatkan banyak dokter di berbagai bidang, baik itu ginekologi hingga onkologi.
Walaupun pasien tadi kondisi kanker payudaranya sudah tidak terdeteksi, namun tetap perlu menjalani perawatan dan konsultasi rutin.
Dokter Jeffry menegaskan bahwa perawatan kanker payudara itu bersifat individual, jadi tidak bisa disamakan antar pasien.
Baca Juga: Mengenal Pengobatan Kanker Payudara Berdasarkan Tingkat Stadiumnya
(*)