Sejarah Hari Kartini 21 April, Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan Indonesia

Alessandra Langit - Kamis, 21 April 2022
Perjalanan R.A. Kartini dan Sejarah Hari Kartini 21 April
Perjalanan R.A. Kartini dan Sejarah Hari Kartini 21 April Kompas.com

Sekolah Kartini berkembang dan berhasil didirikan di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, hingga Cirebon.

Pada 13 September 1904, Kartini melahirkan anak pertamanya yang bernama Soesalit Djojoadhiningrat.

Empat hari setelah melahirkan, R.A. Kartini meninggal dunia pada 17 September 1904 di usia 25 tahun.

Mimpi-mimpi Kartini belum sepenuhnya terwujud karena ia harus berpulang di usia yang sangat muda.

Namun, Kartini meninggalkan jejak perjuangan emansipasi untuk diteruskan perempuan Indonesia dari generasi ke generasi.

Setelah Kartini wafat, Mr. J.H. Abendanon, sahabat Kartini di Belanda, mengumpulkan surat-surat Kartini dengan teman-temannya di Eropa.

MR. J.H. Abendanon ketika itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama dan Kerajinan Hindia Belanda.

Karya tulisan R.A. Kartini pun diterbitkan dalam buku berjudul Door Duisternis tot Licht atau Habis Gelap Terbitlah Terang.

Kawan Puan, itu dia sejarah Hari Kartini yang penuh makna emansipasi bagi perempuan Indonesia.

Baca Juga: Perjalanan Pahlawan Emansipasi RA Kartini Perjuangkan Pendidikan bagi Perempuan

(*)

Sumber: tribunnews
Penulis:
Editor: Linda Fitria