Bulan Ramadan, Begini Tips Berbicara Tanpa Menyakiti Hati Orang Lain

Tim Parapuan - Senin, 11 April 2022
Berbicara tanpa menyakiti hati orang lain.
Berbicara tanpa menyakiti hati orang lain. faidzzainal/Getty Images

Parapuan.co – Kawan Puan, ada berbagai kegiatan yang baiknya kita hindari, terutama di bulan Ramadan.

Salah satunya menyakiti hati orang lain dengan ucapan yang kita lontarkan. Apalagi sampai timbul kesalahpahaman.

Pasalnya kesalahpahaman yang terus-menerus terjadi bisa menghancurkan hubungan pertemanan.

Apakah kesalahpahaman ini terjadi karena kesalahan satu pihak? Tidak selalu. Hal ini bisa terjadi karena faktor psikologis kita atau lawan bicara kita yang memengaruhi sebuah percakapan.

Sama seperti ungkapan, “Bukan apa yang kamu katakan, tetapi cara kamu mengatakannya.” Kata yang sama bisa dirasakan berbeda, tergantung pada psikologi orang-orang yang terlibat dalam percakapan tersebut.

Oleh karena itu, untuk meminimalkan kesalahpahaman, kita perlu memahami psikologi dan berkomunikasi secara berbeda.

Jika sudah menguasai keduanya, kita dapat meraih keharmonisan dan kebahagiaan dalam hubungan antarmanusia, serta bebas dari konflik dan kecemasan yang muncul hanya karena suatu percakapan.

Untuk memulainya, Kawan Puan bisa membaca berbagai tipsnya melalui buku Seni Berbicara Tanpa Bikin Sakit Hati: Membangun Komunikasi Efektif dengan Pendekatan Psikologi.

Seni Berbicara Tanpa Bikin Sakit Hati
Seni Berbicara Tanpa Bikin Sakit Hati Dok. BIP

Baca Juga: Beli Karena Lucu atau Butuh? Kendalikan Perilaku Konsumtif dengan Cara Ini

Buku karya Oh Su Hyang ini menjelaskan alasan psikologis mengapa kesalahpahaman dalam berkomunikasi tidak bisa dihindari.

Selain itu, terdapat pula panduan tentang cara membuka diri dan berkomunikasi dengan orang lain untuk mencegah kesalahpahaman.

Buku ini juga akan membahas berbagai kasus konseling yang dilakukan oleh pakar komunikasi psikologi ternama di Korea.

Dengan format buku yang disusun per tema dan ditulis dengan bahasa populer, buku ini begitu praktis dan mudah dipahami.

Di dalam buku ini kita akan belajar tentang psikologi komunikasi dalam berbagai aspek dan situasi sehari-hari baik di rumah, kantor, sekolah, pasar, dan segala tempat.

Beberapa topik yang dibahas dalam buku ini di antaranya:

- Bagaimana logat daerah bisa menimbulkan kesalahpahaman

- Memilih kata-kata yang tepat dalam berbicara

- Cara memberikan instruksi dari atasan kepada bawahan

Baca Juga: Menjadi Perempuan Berdaya, Melalui Berbagai Peran dan Pilihan Hidupnya

- Cara berkomunikasi orangtua dan anak

- Cara berkomunikasi wiraniaga kepada pelanggan.

Semuanya itu dilakukan dengan benar supaya tidak menimbulkan kesalahpahaman. Penulis menunjukkan secara jelas melalui contoh-contoh kalimat/percakapan yang salah, dan mengoreksinya menjadi kalimat yang tepat dan tidak menimbulkan salah paham.

Dengan demikian, pembaca akan memahami cara berkomunikasi dengan tepat dan benar.

Oh Su Hyang, penulis buku ini, merupakan seorang pakar komunikasi psikologis ternama di Korea Selatan.

Buku pertamanya, Bicara Itu Ada Seninya, merupakan buku terlaris dan telah terjual ratusan ribu eksemplar di Indonesia.

Selain menulis banyak buku tentang berkomunikasi, beliau juga sering memberikan kuliah terbuka di berbagai universitas dan menjadi pembicara talkshow di berbagai stasiun TV ternama di Korea.

Beliau juga merupakan pelatih komunikasi bagi para MC atau aktor/aktris ternama Korea.

Sudah terlalu banyak sakit hati/atau salah paham yang terjadi karena ujaran kata-kata yang tidak pada tempatnya.

Jika tertarik dengan buku ini, Kawan Puan bisa mengintip informasi lebih lengkapnya melalui Gramedia.com ya.

Yuk kita hindari kesalahpahaman saat berbicara agar tidak menyakiti hati orang lain! (*)

Baca Juga: Mengenal Not Sorry, Metode Tidak Ambil Pusing agar Pikiran Lebih Tenang

Ditulis oleh Deesis Edith M., editor Penerbit Bhuana Ilmu Populer.

Penulis:
Editor: Arintya