Tak sedikit pula yang mengetahui jika pada saat kondisi terdesak, kehamilan dapat dicegah dengan penggunaan kontrasepsi darurat seperti IUD tembaga dan morning-after pill.
Lalu, bagaimana memilih alat kontrasepsi darurat yang tepat?
Dilansir dari Planned Parenthood, memilih alat kontrasepsi darurat bergantung pada faktor-faktor tertentu.
Jangka Waktu Setelah Melakukan Hubungan Seksual
Metode kontrasepsi darurat dapat digunakan hingga jangka waktu 5 hari sejak melakukan hubungan seksual.
Jika memungkinkan, kontrasepsi darurat berupa IUD tembaga lebih disarankan.
Namun, jika tidak sempat melakukan pemasangan IUD selama jangka waktu 5 hari, gunakan kontrasepsi darurat berupa morning-after pill, baik pil levonorgestrel maupun pil ulipristal acetate
Pil levonorgestrel efektif digunakan dalam jangka waktu paling lama 3 hari (72 jam) setelah hubungan seksual.
Sementara, pil ulipristal acetate bisa digunakan dalam jangka waktu paling lama 5 hari (120 jam) setelah hubungan seksual.
Baca Juga: Lakukan Hubungan Seks di Saat Terkena Covid-19? Ini Penjelasan Dokter
Berat Badan
Pemilihan kontrasepsi darurat juga dipengaruhi oleh berat badan.
IUD tembaga pada dasarnya dapat befungsi dengan baik pada perempuan tanpa memandang berat badan.
Namun, pil levonorgestrel kurang efektif untuk perempuan dengan berat badan di atas 70kg.
Sementara itu, pil ulipristal acetate kurang efektif untuk perempuan dengan berat badan di atas 88kg.