Parapuan.co - Tri Buana Desy Ariyanti merupakan salah satu sosok Srikandi untuk Negeri yang memberdayakan perempuan di desa setelah kembali dari luar negeri.
Tri Buana Desy atau yang akrab disapa Desy ini memutuskan kembali ke desa di Magelang, Jawa Tengah, setelah menyelesaikan studinya di luar negeri.
Ia merasa harus melakukan sesuatu untuk desa di Magelang, setelah dirinya mendapat insight berharga selama studinya.
Desy tertantang untuk menyelesaikan masalah sosial yang ada di Magelang, Jawa Tengah, salah satunya adalah persoalan pernikahan dini.
Desy mendirikan sebuah bisnis bernama Kraosan yang mempekerjakan ibu-ibu perajin bambu agar berdaya dan bisa mencukupi kebutuhan keluarga.
Tri Buana Desy Ariyanti memulai bisnis Kraosan usai menyelesaikan kuliah di Monash University, Australia.
Hal tersebut dilatarbelakangi keprihatinannya mendapati fakta tingginya angka pernikahan dini, kemiskinan, dan stunting di Magelang.
Namun, rupanya jauh sebelum Kraosan dan usaha untuk menekan angka pernikahan dini di Magelang, Desy punya visi lain yang mendorongnya mengambil langkah seperti disebut di atas.
Apa itu? Berikut visi Tribuana Desy Ariyanti dalam misi pemberdayaan yang dilakukan yang diungkap di "Sharing Srikandi untuk Negeri: Bantu Sesama, Sukseskan Usaha", live di Instagram Cerita Parapuan, Jumat, (1/12/2023).
Baca Juga: Cerita Pemilik Usaha Kraosan, Berdayakan Perempuan dan Pendidikan Anak di Magelang
Memahami Masalah Sosial di Indonesia saat Kuliah di Luar Negeri
Saat menempuh pendidikan di Australia, Desy mengaku justru semakin banyak belajar tentang masalah sosial di Indonesia.
Sewaktu di Monash University, Tri Buana Desy Ariyanti belajar mengenai topik yang sangat khusus mengenai usaha kecil.
Bahkan, studinya kala itu mengusung tema "Overcoming The Barrier of Small Enterprises in Indonesia".
Dalam tema tersebut, ia belajar banyak mengenai bagaimana mengatasi tantangan usaha kecil di Indonesia, dalam hal ini UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).
"Waktu itu saya ibaratkan melihat Indonesia seperti melihat akuarium. Ketika kita melihat sesuatu di dalam akuarium dari luar, itu lebih terlihat utuh dibandingkan ketika kita lihat dari dalam," tutur Desy.
"Di saat itu pula saya jadi punya banyak pertanyaan. Oh, pejabat-pejabat itu sebenarnya sudah pernah ke luar negeri dan melihat kemajuan, tapi kenapa susah diterapkan di Indonesia," imbuhnya.
"Padahal, itu tuh manfaatnya banyak untuk warganya," kata Desy lagi dalam sesi "Sharing Srikandi untuk Negeri: Bantu Sesama, Sukseskan Usaha" live di Instagram Cerita Parapuan.
Melihat Indonesia dari sudut pandang tadi, Desy merasa dirinya sebagai orang Indonesia bisa membawa perubahan walau sangat kecil.
Baca Juga: Sosok Anak Agung Sri Anjani, Buka Bisnis Kids Spoon Berawal dari Anak Sendiri
Srikandi untuk Negeri, Berdampak pada Negara
Tribuana Desy Ariyanti menilai bahwa permasalahan di Indonesia yang sangat kompleks ini memberikan peluang solusi yang bisa dilakukannya sebagai individu.
Ia berusaha menjadi jembatan antara permasalahan dengan solusinya, dengan menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya di luar negeri.
"Secara individu saya tertantang. Saya bertanya ke diri sendiri, whats the point of all of this?" kenang Desy.
"Saya udah ke luar negeri, belajar tentang Indonesia, belajar culture berbagai daerah. Apa ya, yang bisa saya lakukan sebagai individu?" katanya.
Pertanyaan itulah yang kemudian membuatnya melakukan riset tentang masalah sosial di desa asalnya di Magelang.
Mendapati persoalan pernikahan dini yang disebabkan oleh kemiskinan, ia akhirnya memberdayakan ibu-ibu rumah tangga agar memperoleh pendapatan dan bisa menyekolahkan anak-anak mereka.
Sebelum mendirikan Kraosan, ia terlebih dulu membangun bisnis Raos Magelang yang bergerak di bidang kuliner, yakni berjualan pothil (makanan khas Magelang).
Sayangnya, setelah itu pandemi Covid-19 melanda. Bisnis Desy berubah menjadi usaha hampers.
Penjualan hampers yang dikemas dengan besek rupanya menarik perhatian konsumen yang jatuh cinta dengan wadah dari bambu tersebut.
Akhirnya Desy beralih dari bisnis kuliner Raos Magelang, menjadi kerajinan bambu bernama Kraosan.
Wah, keren sekali perjalanan Desy sang Srikandi untuk Negeri yang tertantang untuk memberikan dampak pada negeri sampai memberdayakan perempuan di desanya, ya.
Baca Juga: Perjalanan Karier Namira Zania, Penari Sekaligus Model Down Syndrome Indonesia
(*)