Parapuan.co – Kawan Puan, sebagai orang tua tentunya kita ingin memberikan yang terbaik untuk anak. Termasuk saat mendisiplinkan anak.
Saat anak berbuat salah atau membahayakan orang lain, orang tua perlu menegur hingga mendisiplinkan anak.
Namun, sering tak disadari bahwa orang tua kadang melakukan kesalahan dalam mendisiplinkan anak.
Jika dibiarkan, kesalahan tersebut bisa memicu trauma pada anak, lo, Kawan Puan.
Lantas, bagaimana cara mendisiplinkan anak tanpa membuatnya trauma dan takut pada orang tua?
Dikutip Fatherly via PARAPUAN, berikut tiga kesalahan mendisiplinkan anak yang perlu orang tua hindari!
1. Mendisiplinkan Anak secara Fisik
Kesalahan pertama yang baiknya tak dilakukan orang tua adalah mendisiplinkan anak secara fisik.
Bentuk disiplin fisik yang kerap dilakukan seperti memukul dan mencubit, merupakan tanda pola asuh tidak sehat dan memicu trauma masa kecil (inner child).
Baca Juga: Mengenal Strategi 8K dalam Mendidik Anak untuk Mencegah Terjadinya Perundungan
Kawan Puan, mendisiplinkan fisik bukanlah metode yang efektif untuk mengubah perilaku, tetapi justru bisa membuat anak jadi menghindari orang tua.
Pasalnya anak akan mencontoh orang tuanya bahwa perilaku negatif harus mendapatkan ganjaran fisik yang menyiksa.
2. Mendisiplinkan Terlalu Keras
Disiplin yang terlalu keras biasanya terjadi dalam pola asuh otoriter, di mana orang tua terlalu mengendalikan anak.
Kendali orang tua dapat membatasi perilaku anak, sehingga anak sulit mandiri karena disiplin yang terlalu keras.
Hal ini dapat mendorong anak mencapai sesuatu bukan karena dirinya sendiri, melainkan demi memenuhi harapan orang tua.
3. Tidak Konsisten
Kawan Puan, aspek penting dari mendisiplinkan anak adalah konsisten dengan aturan dan konsekuensi yang sudah ditetapkan.
Ketika aturan terus berubah, anak-anak menjadi kebingungan dan ketakutan terhadap orang tuanya sendiri.
Hal ini dapat mengembangkan kecemasan dalam diri anak karena merasa tidak aman dalam berperilaku.
Kawan Puan, itulah tiga kesalahan mendisiplinkan anak yang perlu orang tua hindari.
Yuk ajak pasangan untuk tidak melakukan kesalahan tersebut agar anak tidak merasa trauma.
Baca Juga: 5 Cara Melarang Anak dengan Efektif Menurut Pakar, Hindari Bilang Jangan
(*)