Parapuan.co – Kawan Puan, ada berbagai gaya parenting atau pola asuh yang biasanya diterapkan para orang tua.
Keempat gaya parenting tersebut di antaranya otoriter, berwibawa, permisif dan mengabaikan, seperti dikutip dari Very Well Mind via PARAPUAN.
Pola asuh otoriter atau authoritarian parenting berarti anak diharapkan mengikuti aturan ketat yang ditetapkan oleh orang tua, apa pun itu.
Dalam pola asuh ini, orang tua bersifat memaksakan kehendaknya, dan bahkan tidak bisa menjelaskan alasan aturan yang dibuat harus dipatuhi.
Apabila tidak mematuhi aturan yang sudah ditetapkan, tak jarang anak-anak akan mendapatkan hukuman.
Untuk pola asuh berwibawa atau authoritative hampir sama dengan pengasuhan otoriter, di mana anak mesti mematuhi aturan tertentu.
Hanya saja, pengasuhan berwibawa lebih demokratis di mana anak bisa mengungkapkan pendapat jika tidak setuju terhadap aturan tertentu.
Orang tua yang menetapkan aturan ini hanya memberikan pedoman yang diharapkan akan diikuti oleh anak-anak.
Selanjutnya, ada permissive parenting atau pola asuh permisif di mana hampir tidak ada aturan khusus dan orang tua cenderung memanjakan anak.
Baca Juga: Dampak Negatif Pola Asuh Overprotektif pada Anak, Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental?
Orang tua dengan pola asuh ini jarang mendisiplinkan anak mereka, dan kebanyakan menganggap anak sebagai "teman".
Terakhir, yaitu pola asuh yang mengabaikan atau tidak melibatkan diri sebagai orang tua dalam pengasuhan anak-anak.
Gaya ini memiliki tuntutan dan respons yang rendah, serta komunikasi yang sangat sedikit antara orang tua dengan anak.
Orang tua cuma memastikan anak diberi makan dan memiliki tempat tinggal, tetapi tidak memberikan bimbingan, aturan, bahkan dukungan.
Dampak Suami Istri Punya Pola Asuh yang Berbeda
Di antara keempat gaya pengasuhan yang ada, sepasang suami istri bisa saja mempunyai gaya parenting yang berbeda.
Misalnya suami cenderung otoriter atau berwibawa, sementara istri lebih permisif, atau bisa juga sebaliknya.
Kasus perbedaan gaya parenting antara pasangan suami istri bukanlah hal baru dan wajar terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Pertanyaannya, bagaimana perbedaan pola asuh dari kedua orang tua berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak?
Baca Juga: Arisan Parapuan 15: Praktisi Gentle Parenting Ungkap Dampak Pola Asuh Toksik
Ternyata, ada dampak signifikan pada anak apabila ayah dan ibu mereka mempunyai gaya pengasuhan yang berbeda.
Apalagi jika tidak ada kesepakatan di antara orang tua untuk mengatasi masalah perbedaan gaya pengasuhan tersebut.
Sebagaimana dikutip dari StanfordChildrens.org, ketidaksepakatan orang tua tentang berbagai aspek dalam pola asuh bisa membuat anak merasa bingung.
Di samping itu, perbedaan harapan dan konsep disiplin dari pola asuh yang berbeda bisa membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang insecure.
Maka dari itu jika Kawan Puan dan suami berbeda pendapat dalam pola asuh anak, sebaiknya segera cari solusi dan samakan pandangan kalian.
(*)