Parapuan.co – Kawan Puan, apakah kamu ingin mencoba berinvestasi? Seperti diketahui, saat ini ada beragam jenis investasi yang bisa kamu coba.
Beragam jenis investasi tersebut bisa membantumu dalam mencapai tujuan finansial.
Beberapa jenis investasi yang saat ini diminati di antaranya reksa dana, emas, saham, dan yang terbaru ada microfinance marketplace.
Kawan Puan, melalui microfinance marketplace, kamu juga bisa lho melakukan impact investing.
Definisi impact investing
Impact investing saat ini menjadi salah satu jenis investasi yang menyasar anak muda, khususnya milenial.
AVP of Marketing and PR Amartha, Rezki Warni, menjelaskan impact investing atau pendanaan berdampak adalah strategi investasi yang menghasilkan keuntungan sekaligus menciptakan dampak positif untuk sosial dan lingkungan.
Lebih lanjut, keuntungan dari impact investing ternyata tidak kalah dibandingkan dengan investasi yang lainnya.
“Bagi investor, pendanaan berdampak dinilai lebih sustainable dan tetap menghasilkan return yang tidak kalah baik dengan investasi tradisional,” jelas Rezki di acara Tren Impact Investing, Amartha Ajak Pendana Millennial untuk Ciptakan Dampak Sosial, pada Rabu (22/6/2022), dikutip dari PARAPUAN.
Selain itu, tren impact investing ini juga belakangan mulai banyak dipertimbangkan oleh berbagai investor berskala global.
Beberapa investor skala global tersebut di antaranya adalah Women’s World Banking, Norfund dari Norwegia, dan Mandiri Capital.
Baca Juga: Apa Itu Investasi Leher Ke Atas dan Manfaatnya untuk Perkembangan Diri
Impact investing dan memberdayaan perempuan
Berdasarkan studi Angel Investor Network Indonesia (ANGIN) pada 2020 lalu, salah satu sektor yang menjanjikan impact investing adalah pada perempuan pelaku usaha mikro.
Usaha mikro tersebut dinilai dapat memberikan kontribusi 135 miliar dolar AS (sekitar Rp 1,8 kuadriliun) pada PDB tahunan.
Kawan Puan, tren impact investing melalui microfinance marketplace ini juga mulai menyasar generasi milenial karena karakternya yang melek digital.
“Pendana milenial sangat berpeluang besar untuk menyuburkan tren impact investing di Indonesia. Dengan karakter yang melek digital serta kemampuan dan literasi keuangan yang baik,” jelas Rezki.
Hal tersebut sejalan dengan laporan Amartha yang bertajuk Social Accountability Report (SAR) 2019, jumlah pendana Amartha didominasi oleh generasi milenial yakni sebesar 68 persen.
Disusul dengan 19 persen oleh generasi X, dan 10 persen oleh generasi Z. Lebih lanjut, ketertarikan generasi milenial dalam tren ini juga merupakan wujud kepedulian generasi milenial terhadap investasi yang berdampak.
Di Amartha Finance sendiri, sasaran utama impact investing yang mereka jalankan adalah para pengusaha perempuan.
Di mana tak hanya mencari pemodal, tetapi terdapat sejumlah kegiatan pemberdayaan perempuan yang dijalankan.
Kegiatan pemberdayaan perempuan tersebut dilakukan dalam program LWK atau Latihan Wajib Kelompok.
Di mana terdapat berbagai jenis pelatihan mulai dari pelatihan bisnis, pencatatan keuangan hingga leadership.
Baca Juga: Ini Perbedaan Investasi dan Tabungan Dana Pendidikan Anak, Apa Saja?
Tips sebelum mencoba impact investing
Dalam kesempatan yang sama, Anisa Aprilia, Certified Financial Planner memberikan beberapa tips bagi generasi milenial yang ingin memulai impact investing melalui platform microfinance marketplace.
Tips utama yang ia bagikan adalah pentingnya memerhatikan portofolio UMKM yang akan diberi modal.
“Untuk memastikan pendanaan dapat menciptakan dampak, maka pendana harus mencermati portofolio usaha yang akan didanai.”
“Sektor seperti UMKM perempuan, usaha rumah tangga, pertanian dan perkebunan ramah lingkungan, bisa menjadi pilihan untuk melakukan impact investing, karena berpeluang memperoleh imbal hasil dari sektor tersebut dan menciptakan dampak,” ujar Anisa.
Sebagai tambahan, selain mencermati jenis usaha yang didanai, beberapa indikator juga perlu dicek dalam memilih platform lending yang akan menyalurkan pendanaan.
Di antaranya, perusahaan memiliki NPL (Non performing Loan) stabil di bawah 1%, perusahaan rutin mempublikasi laporan pengukuran dampak, serta angka TKB90 yang semakin mendekati angka 100%.
Seluruh informasi tersebut bersifat publik sehingga dapat diakses oleh pendana melalui website.
“Memilih platform lending untuk melakukan impact investing sebenarnya mudah. Pendana bisa melihat siapa investor berskala global dan nasional yang mendukung perusahaan tersebut.”
“Kalau investor profesional saja sudah bergabung, berarti tidak ada salahnya pendana ritel juga ikut bergabung,” tutup Rezki.
Kawan Puan, itulah penjelasan singkat soal apa itu impact investrng yang menyasar generasi milenial.
Bagaimana denganmu, apakah tertarik mencoba impact investing ini untuk mencapai tujuan finansial sekaligus memberikan dampak pada sosial? (*)
Baca Juga: Perhatikan 4 Hal Ini jika Ingin Investasi Emas tapi Harganya Lagi Naik