Parapuan.co - Epilepsi adalah gangguan sistem saraf pusat (neurologis) di mana aktivitas otak menjadi tidak normal, menyebabkan kejang atau periode perilaku yang tidak biasa, sensasi dan terkadang kehilangan kesadaran.
Siapapun dapat mengembangkan epilepsi. Epilepsi memengaruhi laki-laki dan perempuan dari semua ras, latar belakang etnis dan usia.
Gejala kejang dapat sangat bervariasi. Beberapa orang dengan epilepsi hanya menatap kosong selama beberapa detik selama kejang, sementara yang lain berulang kali menggerakkan lengan atau kaki mereka.
Melansir dari PARAPUAN, mengalami kejang tunggal tidak berarti kamu menderita epilepsi. Setidaknya dua kejang tanpa pemicu yang diketahui (kejang tak beralasan) yang terjadi setidaknya 24 jam biasanya diperlukan untuk diagnosis epilepsi.
Hal ini ditandai dengan kejang berulang, yang merupakan episode singkat dari gerakan tak sadar yang mungkin melibatkan sebagian tubuh (sebagian) atau seluruh tubuh (umum) dan kadang-kadang disertai dengan hilangnya kesadaran dan kontrol fungsi usus atau kandung kemih.
Episode kejang adalah akibat dari pelepasan listrik yang berlebihan pada sekelompok sel otak. Bagian otak yang berbeda dapat menjadi tempat pembuangan tersebut.
Kejang dapat bervariasi dari penyimpangan perhatian atau sentakan otot yang singkat hingga kejang yang parah dan berkepanjangan.
Kejang juga dapat bervariasi dalam frekuensi, dari kurang dari satu per tahun hingga beberapa per hari.
Epilepsi adalah salah satu kondisi tertua yang diakui di dunia, dengan catatan tertulis sejak 4000 SM.
Baca Juga: Muncul Flu Tomat yang Menyerang Anak di India, Ini Gejala dan Sebabnya
Ketakutan, kesalahpahaman, diskriminasi dan stigma sosial telah melingkupi epilepsi selama berabad-abad.
Source | : | WHO,NHS |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
KOMENTAR