Parapuan.co - Kawan Puan, Hari Kesadaran Autisme Sedunia 2022 diperingati tiap tanggal 2 April.
Bukan sekadar perayaan, Hari Kesadaran Autisme Sedunia menjadi momen penting untuk mengetahui tantangan yang dihadapi para penyandang autisme.
Tak terkecuali bagi orang lain yang hidup berdampingan, termasuk orang tua dengan anak autis.
Seperti diketahui, autisme adalah kelainan perkembangan saraf yang menyebabkan gangguan perilaku dan interaksi sosial.
Gejala umum autisme seperti sulit berkomunikasi, sulit berinteraksi, minat yang obsesif, dan perilaku repetitif.
Anak autis sering kali terlihat asyik dengan dunianya sendiri, sehingga sulit terhubung dengan lingkungan sekitar.
Membersamai anak autis memang penuh tantangan, oleh karena itu kita perlu mendukung teman, sehabat, atau siapa pun orang tua dengan anak autis ini.
Salah satu cara mendukungnya adalah dengan tidak mengatakan kalimat-kalimat berikut ini, seperti yang dikutip dari HuffPost!
1. "Anakmu terlihat sangat normal."
Pertama, Kawan Puan jangan mengatakan bahwa anak mereka tidak terlihat seperti anak dengan autisme.
Baca Juga: 5 Cara Orang Tua Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada Anak Remaja
Pasalnya secara fisik, anak autis sama seperti anak yang lainnya, perbedaannya berada di gangguan neurologis atau saraf.
Selain itu, definisi 'normal' bagi masyarakat sering kali masih abu-abu, sebab tujuannya mengarah ke batas standar fisik manusia.
Padahal, setiap manusia memiliki perbedaannya masing-masing, dan tidaklah bijak untuk mengatakan kalimat itu.
2. "Tetanggaku menderita autisme, jadi aku mengerti keadaanmu."
Tidak ada cara mudah memahami anak autis hanya dengan melihat saja, jadi ucapan seperti itu sebenarnya tidak perlu.
Orang tua anak autis tentu mendapatkan banyak sekali tantangan baru, yang sering kali di luar dugaan dalam pengasuhan anak.
3. "Anakku juga sering tantrum, itu normal bagi anak kecil."
Kawan Puan, ada dua jenis ledakan emosi pada anak kecil, yaitu tantrum dan meltdown.
Tantrum adalah ledakan emosi atau luapan kemarahan yang dilakukan pada anak kecil usia 12 sampai 36 bulan.
Baca Juga: Cara Bijak Orang Tua Mengatasi Anak Balita yang Suka Melempar Barang
Sementara itu, meltdown merupakan luapakan kemarahan dengan tiba-tiba berteriak, tiba-tiba menangis, dan lebih lama daripada tantrum.
Meltdown tidak terjadi pada semua anak, karena disebabkan oleh hipersensitivitas yang membuat anak sulit mengontrol emosinya.
Orang tua dengan anak autis akan sering menghadapi meltdown, yang terkadang membuat mereka kewalahan.
4. "Kasihan sekali, turut prihatin atas keadaan anakmu ya."
Ucapan seperti ini sangat memukul hati orang tua anak autis, sebab mereka mungkin menganggap hidupnya sangat buruk sekali.
Padahal, tidak ada salahnya bagi orang tua mengurus anak autis dengan sepenuh hati dan pengajaran lebih baik dari hari ke hari.
5. "Sudah mencoba terapi dan pengobatan lainnya?"
Setiap orang tua akan mencari tahu kebutuhan anaknya, mulai dari mencari secara individual hingga profesional.
Saran seperti itu tidak membantu, apalagi jika kita tidak profesional karena dapat menambah beban pikiran orang tua anak autis.
Kawan Puan, itulah kelima kalimat yang baiknya jangan dikatakan pada orang tua anak autis.
Yuk dukung para ibu dan ayah ini dengan tidak mengatakan hal-hal tersebut! (*)
Baca Juga: Pengaruhi Tumbuh Kembang, Seberapa Banyak Mainan yang Perlu Dimiliki Anak?