Parapuan.co - Rambut rontok memang cukup menyebalkan dan mengganggu ya, Kawan Puan.
Namun, ketika terjadi kerontokan rambut tak terkendali bisa saja kamu menderita alopecia.
Apakah Kawan Puan pernah mendengar istilah alopecia? Apa itu alopecia?
Alopecia adalah suatu bentuk kerontokan rambut yang terjadi karena adanya masalah pasa sistem kekebalan tubuh.
Dilansir dari Hindustan Times, orang yang menderita alopecia sering kali mengalami kerontokan rambut yang menggumpal.
Baca Juga: Hindari 7 Makanan Ini Jika Ingin Rambut Tetap Sehat Bebas Rontok
Di mana jumlah kerontokan rambut pun berbeda pada setiap orangnya.
Bahkan dalam beberapa kasus, tak hanya rambut di kepala saja yang terkena dampaknya, sebab alis, bulu mata, wajah, serta bagian tubuh lain juga terpengaruhi.
Di sisi lain perlu kamu ketahui bahwa rambut rontok itu bisa tumbuh kembali atau mungkin secara permanen tidak dapat tumbuh, namun hal ini tergantung dari penyebabnya.
Alopecia juga tidak dapat disembuhkan, namun bisa diobati dan tak mengancam jiwa.
Lantas apa saja penyebab alopecia?
Dikutip dari WebMD, berikut ini beberapa penyebab terjadinya alopecia.
Kekurangan nutrisi
Kawan Puan, sebagai makhluk hidup semua orang sangat wajib memenuhi kebutuhan nutrisi harian.
Sebab, nutrisi yang tidak terpenuhi mampu menimbulkan berbagai masalah misalnya kerontokan rambut.
Di mana kekurangan nutrisi, termasuk zat besi atau vitamin D yang rendah, dapat menyebabkan alopecia.
Untuk menghindari alopecia maka carilah perawatan untuk memberi rambut kesempatan agar dapat tumbuh kembali.
Salah satu caranya yakni, buat jadwal makan yang sehat mencakup vitamin dan nutrisi, tak lupa cukupi kebutuhan protein.
Baca Juga: 3 Manfaat Rambut Kemaluan untuk Kesehatan Reproduksi Perempuan
Gen dan hormon
Alopecia androgenik, juga dikenal sebagai kebotakan pola laki-laki atau perempuan adalah jenis alopecia yang paling umum.
Pada laki-laki, hal tersebut menyebabkan kebotakan dan garis rambut surut.
Sementara pada perempuan lebih mengalami penipisan rambut.
Alopecia androgenik bisa bersifat genetik, juga hormonal.
Di samping itu perlu diketahui bahwa ada hormon yang berperan terhadap rambut yakni dihydrotestosterone (DHT).
DHT adalah homon yang berasal dari seks pada laki-laki yang mengikat testosterone di folikel rambut dan melemahkannya.
Perlu diketahui juga kalau testosteron juga ada pada perempuan.
Ketika testosteron dan estrogen, hormon seks prempuan, tidak seimbang DHT dapat memicu alopecia androgenik.
Hal ini dapat terjadi sebelum menopause atau dengan kondisi hormonal lainnya, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Stres
Telogen effluvium adalah jenis alopecia di mana rambut rontok terjadi secara berlebihan.
Kerontokan rambut bisa terjadi secara tiba-tiba atau rambut menipis seiring waktu.
Penyebab telogen effluvium adalah obat-obatan, stres, persalinan, trauma fisik, dan diet ketat.
Hal lain yang perlu Kawan Puan catat yakni perempuan lebih mungkin terserang telogen effluvium.
Tertulis pada studi tahun 2019 dalam jurnal Clinical, Cosmetic, and Investigational Dermatology menemukan bahwa laki-laki mungkin tidak mengalami telogen effluvium karena potongan rambut yang lebih pendek.
Baca Juga: Agar Tak Patah, Hindari Lakukan 5 Hal Ini Saat Rambut Masih Basah
Tiroid
Tiroid merupakan kelenjar pada leher yang mengontrol hormon terkait metabolisme.
Tiroid yang rendah dan terlalu aktif dapat memicu alopecia.
Oleh karena itu, alangkah baiknya tanyakan kepada dokter dan konsultasi apakah kamu membutuhkan tes tiroid atau tidak.
Khususnya jika Kawan Puan mengalami kerontokan rambut dan disertai dengan perubahan berat badan, energi terasa rendah, dan jadwal menstruasi berubah.
(*)