Rekomendasi 4 Buku tentang Kondisi Masyarakat Afghanistan di Masa Perang

Editor Dinia Adrianjara

Parapuan.co - Konflik yang sudah terjadi di Afghanistan sejak puluhan tahun kembali memanas.

Hal ini pun juga menjadi perbincangan publik di berbagai media sosial.

Terlebih sejak kelompok Taliban berhasil menjatuhkan Kabul, ibukota Afghanistan, dari pemerintah. Peristiwa ini begitu ditakutkan oleh warga setempat.

Banyak warga Afghanistan yang merasa takut akan kembalinya praktik-praktik keras pemaksaan hukum agama syariah seperti di masa lalu.

Gejolak konflik yang sudah berlangsung selama puluhan tahun itu dilukiskan oleh orang-orang yang melihatnya.

Dari novelis hingga jurnalis, mereka mencoba menafsirkan budaya, masyarakat, situasi yang tak menentu di Afghanistan.

Ini dia 4 buku dan novel yang menceritakan situasi perang di Afghanistan yang PARAPUAN rangkum dari berbagai sumber.

1. Khaled Hosseini – A Thousand Splendid Suns

Konflik di Afghanistan menjadi isu yang terdapat di buku kedua karya Khaled Hosseini.

Khaled Hosseini adalah seorang penulis asal Kabul, Afghanistan yang kini tinggal di Amerika.

Kisahnya menceritakan dua perempuan di Afghanistan yang berbeda generasi, yaitu Mariam dan Laila.

Kedua perempuan ini sama-sama mengalami tragedi yang disebabkan oleh kondisi perang yang berkecamuk di Afghanistan selama lebih dari 30 tahun tersebut.

Melalui Mariam dan Laila, Khaled Hosseini menggambarkan berbagai peristiwa-peristiwa yang bergejolak selama di Afghanistan, mulai dari invasi Soviet, pemerintahan Taliban hingga pembangunan kembali pasca-Taliban.

Kisah peristiwa selama tiga dekade dalam sejarah Afghanistan ini menempati posisi 3 di Time's Top 10 Ficiton Book tahun 2007.

2. Khaled Hosseini – The Kite Runner

Novel ini merupakan buku pertama dari Khaled Hosseini.

Jadi buku terlaris di Amerika pada tahun 2003, The Kite Runner membuat Khaled dikenal di kancah global, sebagaimana dilansir dari The Culture Trip.

Novel The Kite Runner mengisahkan tentang kisah hidup Amir, seorang anak laki-laki dari kelas menengah yang tinggal di distrik Wazir Akbar Khan di Kabul.

Ia bersahabat dengan Hassan, putra seorang pelayan beretnis Hazara di rumahnya.

Keduanya terpisah lantaran perubahan iklim politik di Afghanistan yang berubah-ubah.

Novel ini menggambarkan ketegangan politik di Afghanistan mulai dari pemerintahan monarki hingga rezim Taliban yang mengerikan melalui serangan Soviet di tahun 1979.

Oh iya, novel ini sendiri pun juga sudah dibuat dalam bentuk film lho, Kawan Puan.

Filmnya sendiri rilis pada tahun 2007 dan disutradarai oleh Marc Foster.

3. Andrea Busfield – Born Under a Million Shadows

Buku ini ditulis oleh Andrea Busfield, jurnalis Inggris yang melakukan perjalanan ke Afghanistan untuk melaporkan penurunan kekuasaan Taliban oleh Amerika Serikat pada tahun 2001.

Selama di sana, dia bertemu anak-anak yang mencari nafkah untuk keluarga mereka dengan melayani turis dengan cara yang sangat kreatif.

Salah satu dari anak-anak ini, Fawad, memiliki sifat yang nakal tetapi menarik.

Melalui hidup Fawad, Busfield membawa kita ke sebuah negara yang hidup dalam ketakutan tiadaberkesudahan, serta berusaha bangkit ditengah-tengah kesuraman yang ada.

4. Christina Lamb - Farewell Kabul : From Afghanistan To A More Dangerous World

Christina Lamb, jurnalis asal Britania Raya ini juga menulis buku tentang kondisi di Afghanistan, seperti melansir dari Indian Express.

Dirilis pada tahun 2015, buku ini menjadi catatan komprehensif ketika Afghanistan di bantu oleh Amerika Serikat.

Terdiri dari 600 halaman, buku ini menganalisis tentang situasi yang terjadi di Afghanistan.

Dari adegan perang hingga pasar hingga beberapa waktu dengan Presiden Hamid Karzai (yang muncul sebagai sosok yang sangat aneh) hingga kematian Bin Laden, semuanya ada di sini.

(*)