Parapuan.co - Sudah lebih dari satu tahun kita berada di tengah pandemi Covid-19.
Hal ini membuat masyarakat merasa khawatir, terlebih bagi seorang ibu dan calon ibu.
Ibu dan calon Ibu yang mengkhawatirkan tentang kesehatan bayinya.
Banyak hoax dan berita yang rancu beredar di lapangan terkait dengan permasalahan menyusui di masa pandemi sehingga hal tersebut menimbulkan kebingungan bagi para Ibu.
Mulai dari prosedur inisiasi menyusui dini (IMD) bagi ibu yang melahirkan di fasilitas kesehatan, prosedur menyusui bagi Ibu yang terkena Covid-19.
Prosedur menyusui bagi ibu yang bayinya terkena Covid-19, hingga pertanyaan tentang apakah vaksinasi dapat mempengaruhi kualitas ASI.
Baca Juga: Rencanakan Keluarga? Ini Metode Kontrasepsi yang Aman untuk Ibu Menyusui
Kondisi ini diperparah saat ibu menyusui (busui) konsultasi ke tenaga kesehatan (nakes) seperti bidan, namun nakes tidak siap untuk menjawab masalah ini dengan tuntas, karena keterbatasan pengetahuan tentang hal ini.
Dalam webinar Halo DKT bertajuk “Busui & Nakes Wajib Tahu : Kupas Tuntas Menyusui di Masa Pandemi” pada Kamis (12/8/2021), Bidan Laurensia Lawintono, M.Sc., selaku Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia menghimbau pada Bidan di Indonesia untuk mendukung pelaksanaan menyusui di faskes maupun klinik Bidan, mengingat 82,4% pelayanan antenatal care diberikan oleh Bidan.
“Menyusui adalah salah satu investasi terbaik untuk kelangsungan hidup dan meningkatkan kesehatan, perkembangan sosial serta ekonomi individu dan bangsa,” ungkap Laurensia Lawintono.
Selain itu, dr. Utami Roesli, Sp.A., MBA, IBCLC., FABM menjelaskan ada 10 langkah menuju keberhasilan menyusui saat pandemi berdasarkan evidence base practices yang dapat mendukung proses menyusui di sarana kesehatan.
Tujuannya, dapat menciptakan layanan kesehatan maternitas yang ramah bayi dan juga memastikan ASI eksklusif saat di dan sampai pulang dari fasilitas kesehatan bahkan setelahnya.
Ini dia 10 langkah menuju keberhasilan menyusui menurut dr. Utami:
Baca Juga: Menteri PPPA Imbau Ibu Hamil dan Ibu Menyusui Tak Ragu Vaksin Covid-19
1. Kebijakan faskes untuk mendukung ibu menyusui dengan tidak mempromosikan susu formula bagi bayi, botol dot maupun empeng, membuat panduan layanan dukungan menyusui dan menjaga kesinambungan dukungan menyusui.
2. Peningkatan kompetensi nakes dengan melatih staf faskes agar kompeten untuk mendukung ibu menyusui dan menilai pengetahuan dan ketrampilan nakes.
3. Berdiskusi dengan ibu hamil dan keluarganya tentang pentingnya manajemen menyusui.
4.Memfasilitasi kontak kulit dini ibu bayi selama minimal 1 jam dan mendorong ibu untuk memulai menyusui dini segera setelah melahirkan pada usia bayi kurang dari 1 jam.
5. Dukung ibu memulai menyusui dini dan mempertahankan menyusui dan mengatasi masalah menyusui yang umum.
6. Bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan makanan atau minuman lain kecuali atas indikasi medis.
7. Memungkinkan ibu dan bayi tetap dirawat bersama selama 24 jam setelah melahirkan.
8. Dukung ibu mengenali dan merespons saat bayi menunjukkan tanda lapar.
9. Memberi konseling pada ibu tentang penggunaan, bahaya dan risiko pemberian botol, dot dan empeng.
10. “Care after discharge” , berkoordinasi saat ibu pulang; ke mana dan di mana bisa didapatkan bantuan dukungan menyusui tepat waktu berkesinambungan saat sudah dirumah.
Selain itu, pentingnya penggunaan metode kontrasepsi yang ramah bagi Ibu menyusui dan melakukan refreshment terhadap tenaga kesehatan mengenai alternatif metode kontrasepsi bagi ibu menyusui untuk menemani ibu dalam merencanakan keluarga, khususnya di masa pandemi Covid-19 ini.
Baca Juga: Pekan ASI Sedunia 2021, Ini Cara Mendukung Ibu Menyusui saat Vaksin Covid-19
“Masih banyak ibu menyusui yg belum pakai kontrasepsi karena bergantung pada kontrasepsi alami (amenore laktasi).
"Padahal banyak Ibu yg tidak tahu kalau syarat amenore laktasi itu ada tiga. Pertama, bayi belum berumur 6 bulan. Kedua, ibu belum mendapat menstruasi. Ketiga, ibu harus menyusui secara eksklusif tidak boleh putus.
"Apabila salah satu di antara tiga syarat itu ada yang tidak dilakukan, ibu tetap berisiko hamil,” terang Brand Manager Andalan Kontrasepsi, Apt. Rony Syamson, S.Farm.
Lebih lanjut, kehamilan yang terjadi pada saat menyusui dapat menyebabkan beberapa perubahan di dalam tubuh ibu, seperti:
“Untuk itu, sebaiknya penggunaan kontrasepsi dianjurkan untuk ibu menyusui pada saat setelah melahirkan, maupun segera setelah berakhirnya masa nifas” ujar Rony.
(*)