Parapuan.co - Film Little Miss Sumo yang merupakan dokumenter Netflix, mengisahkan perjuangan Hiyori Kon, atlet sumo amatir dari Jepang dalam melawan diskriminasi yang ia rasakan.
Sejak dirinya memilih untuk menekuni bidang olahraga sumo, ia tahu bakal ada banyak rintangan dan tantangan yang harus dia taklukan.
Tantangan ini datang dari budaya negaranya sendiri yang sebenarnya tidak mengizinkan perempuan main sumo.
Padahal, bisa dibilang Hiyori Kon ini punya bakat. Ia mampu memenangkan banyak pertandingan sumo sejak kelas 1 sampai 3 sekolah dasar.
Hiyori Kon juga sanggup melawan rival laki-laki kala ia masih duduk di sekolah dasar itu.
Baca Juga: Refleksikan Duka di Masa Pandemi, BTS Cover Lagu 'I'll Be Missing You'
Namun sayang, olahraga masih kerap terbentur oleh budaya patriarki, ada salah satu gender yang dikesampingkan.
Di Jepang, sumo adalah olahraga maskulin. Perempuan tidak boleh coba-coba.
Olahraga ini diatur oleh ritual Shinto. Perempuan, yang dianggap tidak murni, dilarang memasuki lingkaran suci (arena pertandingan sumo).
Maka apabila perempuan tetap mau main sumo, kebanyakan akan berhenti setelah keluar dari sekolah dasar, atau ketika usianya mencapai angka tertentu.
Pilihan lain, perempuan yang ingin mencoba menjadi pesumo hanya bisa bertarung di level amatir, itu pun mereka masih banyak mendapat diskriminasi.
Source | : | Forbes,BBC,Netflix,Japan Forward |
Penulis | : | Rizka Rachmania |
Editor | : | Rizka Rachmania |
KOMENTAR