Parapuan.co - Ada banyak produk atau instrumen investasi yang ada di luar sana.
Misalnya saja, ada investasi reksa dana, emas, saham, mata uang kripto, obligasi dan masih banyak lagi.
Nah, dalam berinvestasi, kita disarankan untuk memilih lebih dari satu instrumen investasi tersebut.
Atau istilah kerennya adalah diversifikasi investasi. Apa itu diversifikasi investasi?
Diversifikasi investasi adalah strategi di mana kamu tidak hanya berinvestasi di satu instrumen investasi, melainkan beberapa produk investasi.
Baca Juga: Ingin Buka Usaha Kopi? Ini 4 Hal Wajib yang Harus Ada di Kedai Kopi Kekinian
"Diversifikasi itu adalah meletakan investasi kita tidak fokus pada satu instrumen. Jadi kita alokasikannya itu ke beberapa instrumen yang kategorinya berbeda-beda," jelas Ninet Dangirani, Certified Financial Planner, Qualified Wealth Planning dan Associate Estate Planning Practitioner, saat diwawancarai PARAPUAN.
Ninet menjelaskan fungsi diversifikasi ini adalah untuk mengurangi atau meminimalisir risiko kerugian kita.
"Jangan meletakan telur dalam satu keranjang. Kenapa? Kalau keranjangnya jatuh, telurnya pecah semua," ungkap Ninet.
"Tetapi kalau telur itu dibagi-bagi ke dalam beberapa keranjang. Nah, dia itu kalau misalnya jatuh satu, itu enggak pecah semua, karena kita masih punya dua keranjang yang selamat," lanjutnya.
Dari penjelasannya tersebut, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa diversifikasi investasi ini bertujuan mengurangi risiko kerugian kita dalam melakukan investasi.
"Jadi tujuannya (diversifikasi) itu adalah meminimalkan risiko," tambahnya.
Namun selain mengurangi risiko, ada fungsi lain dari diversifikasi investasi ini, Kawan Puan.
Menurut Ninet, selain meminimalisir risiko, diversifikasi juga bisa membantu kita mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.
"Selain mengurangi risiko, dia juga menjadi cara supaya kita mendapatkan keuntungan investasi yang lebih maksimal.
"Kalau kita bagi-bagi, ada kemungkinan kita dapat keuntungan yang lebih tinggi," kata Ninet.
"Contoh nih, kalau ada yang investasi di saham dan emas itukan enggak ada korelasinya, misal harga saham sekarang lagi turun, tapi dia dapet untung dari investasi emas yang dia lakukan," jelasnya.
Baca Juga: Jadi Penopang Perekonomian di Masa Pandemi, Yuk Dukung UMKM Indonesia!
Lebih jauh lagi, Ninet juga memberikan sebuah contoh dari keuntungan jika kita menerapkan diversifikasi investasi ini.
Katakanlah kamu memiliki uang sebesar 100 juta dan semua uang tersebut kamu letakkan atau investasikan untuk bunga deposito, dengan bunga 4,37 persen, uang tersebut bisa bertambah menjadi sekitar 189 juta dalam kurun waktu lima belas tahun.
Namun, jika dana 100 juta yang kamu miliki tersebut kamu bagikan pada beberapa instrument investasi lain dengan bungan yang lebih tinggi, maka kamu bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
"Tapi kalau misalnya seratus juta itu kita bagi-bagi, misalnya ditaruh di saham 20 juta, bunganya 14 persen, dengan jangka waktu sama 15 tahun. Maka 15 tahun lagi uang yang kita taruh akan menjadi 142 juta," terangnya.
"Saya taruh 20 juta lagi di obligasi, bunganya sembilan persen, 15 tahun kemudian jadi 72 juta. Oke 40 jutanya taruh di deposito deh biar aman. Tadi misal bunga deposito 3,74 persen, lima belas tahun kemudian akan menjadi 75 juta," lanjut Ninet.
Nah, Kawan Puan, jika kita rangkum, uang 100 juta yang kamu miliki tersebut, dipecah ke dalam beberapa instrumen investasi.
20 juta untuk saham, 20 juta untuk obligasi, dan 40 juta untuk deposito, tercatat, kamu masih punya uang sebesar 20 juta rupiah.
Baca Juga: Pakai Pembayaran Digital, Ini 3 Keuntungan yang Bakal Didapat Pelaku UMKM
"Tadikan 20, 20, 40, sisa 20 juta. Sisanya buat bisnis sendiri, warung kopi. Ternyata lima tahun kemudian, bangkrut, habis uangnya," jelas Ninet.
"Ternyata dari empat instrumen tadi, meski bisnis kita bangkrut, tidak menghasilkan, yang tiga ini (investasi saham, obligasi dan deposito) ternyata memberi keuntungan, kalau saya total 291 juta," contoh Ninet.
Nah Kawan Puan, dari contoh yang diberikan Ninet, saat kamu memiliki dana 100 juta dan semua kamu gunakan untuk deposito, dalam kurun 15 tahun, kamu hanya mendapatkan uang sebesar 189 juta.
Namun, dengan membagikannya pada beberapa instrumen dengan bunga lebih tinggi, kamu bisa mendapatkan uang sebesar 291 juta.
Dari contoh yang diberikan Ninet, tampak jelas ya, diversifikasi investasi ini bisa memberikan keuntungan yang lebih besar. (*)