Parapuan.co - Akhir-akhir ini, varian Kappa, atau varian B.1.617.1 sudah ditemukan di Indonesia, tepatnya di Jakarta.
Hal tersebut disampaikan oleh Anies Baswedan dalam Rapat Koordinasi PPKM Darurat pada Selasa (29/6/2021).
Varian Kappa ini merupakan mutasi yang awalnya ditemukan di India, sama halnya dengan varian Delta.
Baca Juga: 3 Cara Sederhana dan Mudah Menjaga Kesehatan Vagina di Masa Remaja
Lantas, apa perbedaan virus corona varian Delta dan Kappa?
Varian Delta
Menurut situs WHO, varian yang disebut juga B.1.617.2 ini masuk dalam kategori variant of concern, yakni yang sudah terbukti membawa kerugian pada masyarakat global.
Dalam SBS News, 24 Juni 2021 dilaporkan bahwa varian Delta sudah menyerang di lebih dari 80 negara.
“Varian Delta sedang dalam perjalanan untuk menjadi varian dominan secara global karena peningkatan transmisibilitasnya,” kata kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan.
Di sisi lain, Catherine Bennett, ketua epidemiologi di Universitas Deakin, mengatakan mutasi Delta merupakan varian yang begitu banyak ditemukan, seperti di Eropa dan Amerika Serikat.
“Ini adalah varian yang kami pantau karena kami melihatnya mengalahkan varian lain yang menjadi perhatian,” katanya.
“Bisa dengan cepat mengungguli varian lain yang ada. Kami melihatnya di Inggris, di seluruh Eropa sekarang, dan kami juga melihatnya di AS. Ini dengan cepat menjadi mapan di beberapa daerah sebagai strain yang dominan,” lanjut Catherine Bennett.
Berdasarkan riset Public Health England, mereka memperkirakan Delta memiliki nilai reproduksi 6,0 dibandingkan antara 2-3 dari varian lainnya.
Artinya, setiap satu orang terinfeksi Delta, enam orang lainnya akan tertular virus tersebut.
“Para peneliti menemukan bahwa dengan varian Delta, 'viral load' yang dibawa oleh mereka yang terinfeksi lebih tinggi daripada varian lainnya,” kata Catherine.
Karena viral load yang tinggi, Catherine mengatakan bahwa virus ini juga berkembang dan menular lebih cepat.
Baca Juga: Mengapa Stres Bisa Berkurang Setelah Mencium Aromaterapi? Ini Penjelasannya
Sekretaris kesehatan federal India, Rajesh Bhushan mengatakan bahwa varian yang sama telah ditemukan di delapan negara lain dan sedang diawasi dengan ketat, tetapi varian Delta asli tetap yang paling memprihatinkan.
Dalam WebMD, berdasarkan data dari Zoe COVID Symptom Study, aplikasi yang memungkinkan orang melacak gejala, menunjukkan gejala Covid-19 di Inggris Raya dapat berubah seiring penyebaran varian Delta.
Gejala teratas yang dilaporkan pada aplikasi meliputi:
Varian Kappa
Berbeda dengan varian Delta, menurut WHO varian Kappa (B.1.617.1) ini masuk ke dalam variant of interest.
Kategori variant of interest sendiri menunjukkan bahwa virus Kappa merupakan varian yang cukup mendapat perhatian.
Akan tetapi, varian Kappa ini juga bisa menular dan berpotensi mematikan.
Varian Kappa sendiri ditemukan di India, tepatnya pada Oktober 2020 lalu. Kappa merupakan varian yang membawa mutan ganda.
Baca Juga: Stres Sehabis WFH? 5 Varian Wangi Aromaterapi Ini Ampuh Usir Stres
"Mereka menyebutnya mutan ganda, tapi memang mungkin ada selusin mutasi yang menyebabkan varian baru ini," kata professor Robert Booy, seorang spesialis penyakit menular di University of Sydney dan Koalisi Imunisasi.
Para ahli kesehatan mengatakan kekhawatirannya adalah bahwa Delta dan Kappa jauh lebih mudah menular, dan sudah menyebar ke seluruh India, anak benua, Australia, bahkan Indonesia.
“Kami benar-benar perlu merespons sebaik mungkin. Kami perlu memaksimalkan tindakan pencegahan yang masuk akal yang selalu kami lakukan; memakai masker, itu ide yang bagus, tetapi juga menjaga jarak dan pertahankan kebiasaan itu,” kata Robert.
Untuk gejala pada varian Kappa meliputi demam tinggi, batuk, pilek, mata merah dan berair, serta ruam di sekujur tubuh. (*)