Parapuan.co - Baru-baru ini, Joko Widodo mengatakan tentang herd immunity.
Jokowi berharap agar Indonesia bisa mencapai kekebalan komunal sebanyak 70 persen.
Hal itu disampaikan dalam akun Instagram @jokowi pada Minggu (20/6/2021) saat 10 juta bulk Vaksin Sinovac tiba di Indonesia.
"Vaksin-vaksin ini diharapkan akan memperkuat upaya pemerintah dalam mempercepat program vaksinasi nasional sehingga kekebalan komunal bisa segera tercapai," ujar Jokowi dalam unggahan Instagramnya pada Minggu (20/6/2021).
View this post on Instagram
Namun, epidemolog mengatakan sebaliknya mengenai herd immunity.
Menurut Pandu Riono, Ahli Epidemolog Universitas Indonesia (UI), herd immunity sulit dicapai oleh Indonesia.
"Ya tidak mungkin dicapai. Memangnya mudah vaksinasi segitu banyaknya? Memangnya vaksin kita bagus?" kata Pandu saat dihubungi PARAPUAN pada (24/6/2021).
Pandu juga mengatakan bahwa pergerakan vaksin di Indonesia terbilang lambat.
Selain itu, ketersediaan vaksin juga mempengaruhi kecepatan vaksin.
"Lamban. Pertama kita nggak punya vaksin yang bagus. Kita hanya punya vaksin yang moderat. Terus kemudian negara kita luas. Terus kemudian stok vaksin kita terbatas. Jadi herd immunity nggak mungkin tercapai," kata Pandu.
Selain itu, Pandu mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada penelitian lebih lanjut mengenai vaksin.
"Kedua kita nggak tahu berapa lama kekebalannya bertahan," kata Pandu.
Pelaksanaan vaksin semenjak pandemi ini pun juga baru dilaksanakan hanya beberapa bulan.
Baca Juga: Tak Sama, Ini Beda Gejala Ringan dan Sedang pada Pasien Positif Covid-19
Seiring dengan berjalannya vaksin, mutasi juga terus berjalan.
Menurut Pandu, mutasi yang semakin banyak bisa mengurangi keefektifannya karena imun kita tidak mengenali jenis virus yang baru.
"Kecuali kalau virusnya nggak berubah-ubah, lalu vaksinnya bagus," katanya.
"Sama seperti virus flu. Makanya kalau flu musiman setiap tahun harus divaksinasi dengan vasin yang khusus untuk virus yang berkembang pada saat itu. Vaksin yang lama sudah tidak berfungsi.
"Mungkin kita nanti akan divaksin setiap setahun atau setiap 6 bulan, kita nggak tahu. Bedanya kan kalau Covid enggak kenal musim, sepanjang musim," paparnya.
Meskipun terus bermutasi, Pandu juga menjelaskan bahwa vaksin efektif untuk mengurangi sakit berat dan risiko kematian akibat Covid-19.
"Untuk mencegah kematian. Tapi harus cepat. Kita kan berkejar dengan kecepatan mutasi," jawab Pandu.
Menurutnya, vaksin tidak memberikan perlindungan 100 persen. Karena itu tindakan pencegahan juga harus dibarengi dengan perilaku 3M.
"Makanya setelah vaksinasi tidak boleh meninggalkan perilaku 3M," kata Pandu.
Untuk itu, Pandu menekankan bahwa 3M dan vaksin adalah cara terbaik untuk mengatasi Covid-19.
"Kalau sudah divaksin pasti masih bisa kena Covid.Karena itu pencegahannya harus multiple, 3M dan vaksinasi. Makanya waktu divaksinasi tidak boleh meninggalkan 3M," tambahnya.
Baca Juga: Update Covid-19 di Indonesia, Ibu Hamil Kini Sudah Boleh Vaksin, Begini Rekomendasi Dokter
Adapun 3M sendiri terdiri dari memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak serta hindari ruang tertutup dan kerumunan.
Kawan Puan, pastikan kamu tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 untuk menghindari virus di manapun kamu berada.
Selain itu, jika ada teman atau kerabatmu yang diduga terkena Covid-19 di Jakarta, kamu bisa menghubungi Layanan Darurat Covid-19 DKI Jakarta.
Nomor Layanan Darurat DKI Jakarta tersebut adalah 112, 081 112 112 112, dan 081 388 376 955.
(*)