Good Vibes Only
M***** - 10 Mei 2023

Pilihan tersulit dalam hidup, ya?

Hidup adalah pilihan.

Tiga kata di atas banyak saya jumpai di buku diary teman, bahkan badan truk. 

Saya juga memiliki kisah tentang pilihan dalam hidup. 

Keputusan resign dari perusahaan beberapa tahun lalu merupakan fase tersulit dalam sejarah perjalanan hidup saya.

Saya terperangkap pada dua pilihan yang sama-sama rumit kala itu.

Pertama, jika tidak resign dari perusahaan, maka saya bisa mati perlahan. Kok bisa? Pekerjaan yang terlalu berat sebagai operator mesin mengharuskan saya memegang kendali 3 sampai 4 unit mesin perajut berukuran cukup besar.

Bukan hanya itu, saya juga harus mengangkat banyak gulungan benang berat tanpa jeda, sampai dalam satu shift bekerja tidak ada waktu beribadah.

Jangankan beribadah, makan diburu waktu dan duduk pun tidak bisa. Intinya, di perusahaan tempat saya bekerja dulu sangat penuh tekanan.

Tahukah? Kalau saya tidak memenuhi target perusahaan, amukan dan caci maki harus siap saya terima.

Saat itu, saya merasa berada di lingkungan yang tidak memberi "corong" untuk berkembang. 

Kedua, jika saya resign, maka saya tidak punya penghasilan. Padahal saat itu, saya punya tanggung jawab untuk membiayai kehidupan orang tua dan sekolah adik di kampung.

Sugesti gencar berseliweran di sekitar telinga.

"Cari pekerjaan sekarang susah!"

Duh, jujur hal tersebut cukup mengganggu dan nyali saya juga sempat menciut.

Pada akhirnya, akhirnya saya tetap pada keputusan untuk berhenti bekerja dari perusahaan ini. Saat itu, saya pasrahkan nasib diri dan keluarga pada Allah, namun bukan berarti saya menyerah pada keadaan dan tidak bergerak melakukan perubahan apapun.

Uang pesangon dari perusahaan yang nominalnya tidak banyak, saya berikan kepada ibu untuk modal usaha toko kelontong kecil di teras rumah.

Saya juga berusaha mencari lowongan kerja lagi.

Di tengah himpitan hidup, saya ingat pesan dalam Al Quran surat Al-Insyirah ayat 5-6 yang berbunyi, "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan".

Hati saya menjadi tenang.

Berkat ayat itu, rasa optimistis saya juga terus berkobar-kobar. Di dalam lubuk hati, saya percaya dan meyakini semua janji janji Allah, selama umatnya tak henti bertawakal, berdoa, dan berusaha.

Singkat cerita usai melamar pekerjaan di beberapa tempat, sembari menanyakan pekerjaan kesana kemari, saya mendapat kabar dari salah satu teman di luar kota.

Kebetulan teman saya bekerja di bagian staf perusahaan bonafit dan membutuhkan pekerja. Saya kemudian disuruh membuat lamaran dan syarat terperinci lainnya.

Tak berapa lama menunggu, teman saya mengabarkan bahwa saya harus secepatnya datang ke kota B untuk melakukan sesi wawancara. , lhamdulillah saya diterima bekerja di perusahaan bonafit tersebut sebagai staf admin.

Itu dia kisah hidup yang syarat makna dan hikmah. Tetap semangat, ya!

Dijawab Oleh

Admin Parapuan

Halo, Kawan Puan! 

Terima kasih sudah bercerita di Ruang Cerita PARAPUAN, ya! <3

Membaca kisahmu dari mulai memutuskan resign hingga mendapat pekerjaan baru, MinPuan yakin kamu termasuk salah satu karyawan yang disukai perusahaan. 

Pada dasarnya, ada beberapa ciri-ciri karyawan yang disukai perusahaan, salah satunya terampil. 

Sayangnya, perusahaan lama tempat kamu bekerja kurang menghargai hak sebagai pekerja. Tentunya, resign adalah jawaban tepat. 

Ada beberapa tanda yang mengharuskan kita segera resign dari pekerjaan, lho!

Peluk jauh untukmu dari MinPuan. Terima kasih sudah mengambil keputusan yang tepat! *PELUK*