Indonesia Targetkan Sampah Plastik Laut Berkurang 70 persen dalam Tiga Tahun

By Fathia Yasmine, Jumat, 18 November 2022

Parapuan.co – Isu sampah plastik masih menjadi permasalahan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Untuk menyelesaikan isu tersebut, pemerintah menargetkan Indonesia bebas sampah laut hingga 70 persen pada 2025.

Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi Nani Hendriarti pada jumpa pers #G20updates bertajuk "Penanganan Sampah Laut: dari Bali untuk Indonesia", Rabu (26/10/2022).

Menurutnya, isu sampah plastik perlu diprioritaskan sebab dapat berdampak luas terhadap  ekosistem perairan dan kesehatan manusia. Dari 10 juta metrik ton sampah yang terhanyut ke laut, 10 persennya berasal dari daratan. Untuk itu,dibutuhkan kerja sama serta komitmen dari semua pihak untuk mengatasinya.

"Data riset untuk Indonesia yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang melibatkan kemitraan dari periset lain menunjukkan kebocoran sampah plastik (dari darat) ke laut (mencapai) 0,27 sampai 0,59 juta ton per tahun," kata Nani.

Baca Juga: B2P2TOOT Sulap Empat Tanaman Obat Sebagai Suvenir di Ajang Health Minister Meeting G20

Dalam kesempatan yang sama, Chairwoman National Plastic Action Partnership (NPAP) Tuti Putranto menilai, masalah sampah plastik perlu menjadi perhatian serius karena Indonesia  dianggap menjadi penyumbang sampah plastik terbesar nomor dua di dunia.

Hal inilah yang juga membuat pemerintah tergerak untuk membuat platform NPAP. Lewat platform ini, sejumlah pihak eksternal pun ikut dilibatkan, mulai dari perusahaan nasional, multinasional, hingga tingkat chief executive officer (CEO).

“NPAP ini sebagai sebuah platform yang beranggotakan tiga orang menteri kabinet, sembilan kementerian, empat pemerintah daerah, delapan CEO, 12 perusahaan nasional, serta 12 perusahaan multinasional,” jelas Tuti.

Hingga akhir 2021, Tuti menyebut, NPAP sudah berhasil mengurangi 28,5 persen sampah plastik. Dalam mengatasi masalah tersebut, pihaknya ikut melaksanakan sinergi lintas sektor dan lintas institusi (pentahelix), baik dengan masyarakat, akademisi, pihak swasta, maupun media.

Selain itu, NPAP juga melakukan sejumlah pendekatan melalui  kampanye untuk mendorong perubahan perilaku.

Baca Juga: Dorong Pemulihan Ekonomi yang Inklusif, B20 Summit Rilis B20 Communique

"Melakukan kampanye untuk mengubah perilaku dari yang kurang peduli pada sampah plastik menjadi lebih perhatian karena (sampah plastik) punya nilai ekonomis," ujarnya.

Menyambut gelaran Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT G20) pada 14-15 November 2022, NPAP akan menyiapkan sebuah pertemuan khusus untuk membahas tentang bagaimana melakukan tindakan konkret dalam mengatasi sampah plastik yang dibuang ke laut.

"Kami mau memperlihatkan kepada dunia bahwa Indonesia tidak hanya berjanji dan membuat rencana, tetapi juga ikut melakukan (janji tersebut). Itu memang perlu kita tingkatkan dengan memperkuat kolaborasi," ujarnya.