Parapuan.co - Menjadi seorang wirausaha di tengah pandemi memang bukan hal yang mudah ya, Kawan Puan.
Perlu modal besar, komitmen, serta keterampilan, untuk memulai suatu bisnis atau usaha menjadi sumber mata pencaharian.
Selain faktor-faktor penting tersebut, bagi seorang perempuan yang ingin menjadi wirausahawan, juga kerap dihadapkan dengan akses yang sulit untuk memulai perusahaan rintisan.
Baca Juga: Tak Hanya Diri Sendiri, Bisnismu Butuh Asuransi! Kapan Mesti Buatnya?
Nah bagi Kawan Puan yang sedang mengalaminya, berikut ini keterampilan yang wajib kamu miliki untuk membangun start-up yang sukses, seperti dilansir dari Times of India.
1. Berorientasi pada tujuan
Kawan Puan, sangat penting untuk tetap fokus pada tujuan utama yang ingin dicapai seseorang untuk bisnisnya.
Biasanya, akan ada gangguan yang muncul setiap hari saat mulai menjalankan bisnis atau perusahaan rintisan.
Penting untukmu untuk fokus pada tujuan, agar kamu bisa dengan mudah mencari jalan keluar saat sedang menghadapi kendala dalam memulai bisnis.
Baca Juga: Selain Butuh Usaha, 2 Hal Ini Perlu Diketahui Sebelum Memulai Bisnis
2. Keterampilan bersosialisasi
Memiliki koneksi yang solid sangat penting bagi setiap profesional, juga bagi seorang pendiri suatu perusahaan.
Karena hanya segelintir perempuan yang kini menempati posisi strategis, maka kerap kali para perempuan yang ingin berbisnis juga tak punya koneksi luas seperti laki-laki.
Untuk itu sangat penting bagi perempuan pengusaha untuk meluangkan sebagian besar waktu dengan berjejaring.
Misalnya saja dengan berpartisipasi dalam diskusi, komunitas, dan terlibat aktif dalam organisasi.
Kewirausahaan adalah perjalanan panjang, jadi sangat penting untuk melakukan pendekatan tanpa mengharapkan imbalan langsung dari setiap hubungan.
Baca Juga: Kawan Puan Punya Usaha Coffee Shop? Pastikan Kedaimu Punya Layanan Ini, Ya!
3. Kemampuan organisasi
Sebagai pemimpin, Kawan Puan akan membuat berbagai keputusan strategis untuk bisnis yang sedang kamu jalankan.
Sangat baik untuk menciptakan budaya kerja terbuka, di mana setiap orang merasa dihormati dan diterima.
Saat dihadapkan pada keputusan sulit, yang terbaik adalah menjaga pikiran tetap tenang, tetap rasional dan berempati dengan tim.
(*)
