Rutinitas Hidup Terasa Membosankan? Hindari Gaya Hidup Autopilot Ini

Arintha Widya - Minggu, 30 Mei 2021
Ilustrasi meningkatkan kualitas hidup
Ilustrasi meningkatkan kualitas hidup Photo by Jake Melara on Unsplash

Apa itu autopilot?

Menurut praktisi kesehatan mental Adjie Santosoputro, autopilot dikenal pula dengan istilah automaticity.

Istilah tersebut merujuk pada tindakan reflek atau otomatis yang kita lakukan karena sudah tertanam di pikiran tentang sesuatu hal.

Sebagai contoh, saat mandi, seseorang misalnya memulai dengan gosok gigi, membasuh badan, baru kemudian mencuci muka.

Autopilot membuat ritual mandi mengalir begitu saja, tanpa seseorang menyadari apakah airnya dingin atau tidak, atau tubuh mereka terasa segar setelah disiram air atau tidak.

Contoh lain yang paling sederhana adalah menjawab 'baik' ketika ada orang bertanya 'apa kabar?'.

"Seperti misalnya temen-temen tadi langsung jawab baik waktu saya menyapa apa kabar," kata Adji Santosoputro di acara workshop via Zoom bertajuk Stop Autopilot, Start Taking Control, yang diadakan pada Sabtu, 29 Mei 2021 lalu.

Baca Juga: Instagram Sembunyikan Likes, Adakah Pengaruhnya bagi Kesehatan Mental?

"Ditanya kabar langsung jawab 'baik' itu sudah otomatis. Padahal belum tentu benar-benar baik. Jangan-jangan cuma pura-pura baik," imbuhnya.

"Buktinya ada, kan, yang jawab bingung, males, kayaknya baik, apa lagi tadi?" Ujarnya merujuk pada jawaban para peserta workshop.

Adji menambahkan, autopilot bukanlah sesuatu yang keliru dan perlu dihentikan.

Akan tetapi, autopilot atau automaticity atau perilaku otomatis mesti kita sadari.

Maksudnya, jika sedang mandi, penting bagi seseorang untuk menyadari ada air mengalir membasahi tubuhnya.

Dengan meningkatkan kesadaran tadi, seseorang akan hidup lebih mindful dan kualitas hidupnya juga bisa semakin baik.

Intinya adalah bisa menghayati segala sesuatu yang sederhana supaya menjadi lebih bermakna.