Yuk, Berhenti Ucapkan 4 Kalimat Ini agar Hidup Bahagia dan Tidak Stres

Shenny Fierdha - Minggu, 16 Mei 2021
Ilustrasi bahagia
Ilustrasi bahagia Tribunnews

Parapuan.co - Semua orang pasti ingin hidup bahagia dan tidak stres, namun tak banyak yang tahu cara untuk mewujudkan hidup seperti ini.

Situs Psycom.net menginformasikan salah satu cara untuk mewujudkan hidup yang bahagia dan tidak stres adalah dengan berhenti memaksakan ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap diri sendiri. 

Ekspektasi atau harapan yang terlalu tinggi itu biasanya hadir dalam bentuk kalimat yang ditujukan kepada diri sendiri.

Kalimat-kalimat tersebut umumnya berbunyi, "Saya harus disukai semua orang," atau, "Saya harus sukses di semua bidang."

Meski tujuannya mungkin untuk memotivasi diri, namun kalimat-kalimat ekspektasi seperti itu dapat memicu stres dan ketidakbahagiaan jika ekspektasi terhadap diri tidak terpenuhi.

Oleh karena itu, sebaiknya berhenti mengucapkan kalimat-kalimat demikian kepada diri kita agar kita dapat merasa lebih bahagia dengan diri kita yang apa adanya.

Masih dilansir dari sumber yang sama, berikut kalimat yang sebaiknya berhenti kita ucapkan agar hidup jadi bahagia dan tidak stres: 

Baca Juga: Hal-hal Kecil yang Patut Disyukuri, Agar Hidup Lebih Bahagia

 

"Saya Harus Disukai Semua Orang"

Perlu diingat bahwa kita tidak bisa memaksa orang lain untuk menyukai kita, Kawan Puan.

Dalam hidup, pasti ada sejumlah orang yang menyukai kita dan ada sejumlah orang lainnya yang tidak. Hal tersebut sangat wajar terjadi pada setiap individu. 

Tanyakan ke diri sendiri, sebab kita juga pasti memiliki sejumlah orang disukai dan tidak, bukan?

Orang akan menyukai kita jika ada hal dalam diri kita yang dirasa cocok dengannya, misalnya teman menyukai kita karena kita adalah pendengar yang baik.

Sebaliknya, orang tidak menyukai kita jika terdapat hal pada diri kita yang dirasa tak cocok dengan dirinya, misalnya kita cerewet sementara orang tersebut kalem.

Maka, berhenti berharap bahwa semua orang akan menyukai kita. Sebab, kita tidak bisa memaksa atau mengendalikan mereka supaya menyukai kita.

 

"Saya Harus Sukses di Semua Bidang"

Semua orang tentu ingin sukses, namun tidak ada manusia yang sukses di semua bidang. 

Individu yang sukses di satu bidang, belum tentu sukses di bidang yang lainnya. Hal ini karena tidak ada manusia yang sempurna ya, Kawan Puan. Kemampuannya pun berbeda. 

Jika kita ingin sukses, carilah bidang yang sekiranya sesuai dengan bakat dan kemampuan kita.

Misalnya sejak kecil kita memiliki bakat di bidang seni, maka asah terus bakat tersebut agar bisa menjadi prestasi bahkan mungkin pekerjaan di masa depan.

Jadi, alih-alih berekspektasi bahwa diri kita harus sukses di semua bidang, lebih baik kita mulai berpikir bahwa kita harus sukses di bidang yang kita kuasai.

Baca Juga: Support Systems, Kunci Florence Lai Bisa Menjadi Pemimpin Sukses di HP Indonesia, Bagaimana Kisahnya?

 

"Saya Harus Menghindari Semua Konflik"

Konflik di sini bukan berarti konflik fisik seperti perkelahian atau tawuran tetapi bisa berupa perdebatan dengan orang lain.

Misalnya, kita memiliki pendapat yang berbeda dari teman kita terhadap suatu hal.

Lantaran kita berpikir kita harus menghindari semua konflik, kita tidak mengungkapkan pendapat kita yang berbeda dari pendapat teman kita tersebut karena kita tidak mau membuatnya marah atau menimbulkan perdebatan panas. 

Meski berbeda pendapat sekalipun, kita harus berani mengungkapkan pendapat kepada orang lain karena hal tersebut wajar terjadi. 

Berhentilah berpikir bahwa kita harus menghindari semua konflik. Faktanya, konflik dapat membantu kita belajar menyelesaikan masalah dengan baik.

"Saya Harus Bisa Mengendalikan Segala Hal"

Beberapa hal yang seperti berat badan, jurusan kuliah, dan pilihan karier mungkin dapat kita kendalikan, namun bukan berarti kita bisa mengendalikan semuanya ya, Kawan Puan. 

Misalnya, kita melamar beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

Meski kita sudah belajar mati-matian untuk mendapatkan beasiswa tersebut, namun kita tidak lolos seleksi beasiswa sehingga batal berkuliah di luar negeri.

Kegagalan tersebut bisa jadi merupakan pertanda dari Tuhan bahwa jalan yang terbaik untuk kita bukanlah kuliah di luar negeri, melainkan kuliah di dalam negeri.

Sebagai manusia, kita hanya bisa berusaha yang terbaik, sementara hasil dari usaha kita ditentukan oleh Tuhan.

Jadi, berhentilah berpikir bahwa kita harus bisa mengendalikan segala hal. Sebab Tuhan-lah yang mengendalikan segalanya.

Kawan Puan, mari kita pelan-pelan berhenti mengucapkan empat kalimat ini kepada diri kita agar hidup jadi lebih bahagia dan minim stres. (*)

Baca Juga: Idap Kanker Hingga Pilih Hidup Sederhana, Feby Febiola: Aku Menceritakan Kebaikan Tuhan

 

Sumber: psycom.net
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini