Suami Melakukan Pekerjaan Domestik Dianggap Tidak Maskulin, Kok Bisa?

Putri Mayla - Kamis, 13 Mei 2021
Ilustrasi laki-laki mengerjakan tugas domestik dalam rumah tangga.
Ilustrasi laki-laki mengerjakan tugas domestik dalam rumah tangga. takasuu

Benarkah suami yang membantu pekerjaan domestik dianggap tidak maskulin?

Isu gender tidak lepas dari kontruksi sosial tentang laki-laki (maskulinitas) dan perempuan (femininitas).

"Di mana laki-laki dan perempuan tidak hanya dilihat berdasarkan aspek biologis, namun juga dikaitkan dengan aspek non-biologis," jelasnya.

Tuntunan masyarakat atas karakter, sifat, peran, bahkan relasi dari masing-masing jenis kelamin.

Baca Juga: Pembagian Peran dalam Keluarga, Haruskah Suami yang Selalu Mencari Nafkah?

"Laki-laki yang mengurus kerja kerja domestik dianggap tidak macho, tidak gagah, tidak aktif berkiprah di ranah publik, bahkan keluarganya sendiri pun malu," papar Ida.

Anggapan masyarakat seperti ini bisa membebani pria, meski bisa jadi suami suka juga melakukan pekerjaan domestik.

"Saya mentengarai bahwa di era masyarakat digital, kerja tidak lagi harus di kantor, tidak harus di luar rumah. Batasan kerja dan kondisi kerja mengalami pergeseran, dan ada banyak jenis pekerjaan yang bisa dilakukan dari rumah, bisa dilakukan laki laki dan perempuan," ungkapnya.

Ia menambahkan, "Kondisi work from home (WFH) di masa pandemi, secara sosiologis merupakan bentuk sosialiasi antisipatori dalam menyongsong peran-peran baru yang tidak lagi bisa didikotomikan." (*)

 

 

 

 

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati