Kawan Puan Wajib Tahu, Apa Itu Ovulasi? Begini Cara Menghitungnya

Ericha Fernanda - Minggu, 9 Mei 2021
Ilustrasi sistem reproduksi perempuan.
Ilustrasi sistem reproduksi perempuan. freepik.com

Parapuan.co - Dalam fungsi sistem reproduksi perempuan, Kawan Puan pasti tahu istilah masa subur.

Di mana waktu ini berguna bagi perempuan untuk mempersiapkan kehamilan.

Namun, jika tidak dibuahi pada waktu ovulasi, dinding rahim akan meluruh dan terjadi perdarahan yang disebut menstruasi.

Baca Juga: Yuk Cek Fakta Soal Kesehatan Vagina Seiring Bertambahnya Usia

Penting diketahui kapan waktu ovulasi atau masa subur perempuan untuk kehamilan yang potensial.

Melansir Verywell Family, ovulasi adalah apa yang terjadi ketika sel telur, atau ovum, dilepaskan dari ovarium.

Setelah ovulasi, sel telur kemudian melakukan perjalanan ke rahim melalui saluran tuba.

Jika sperma bertemu dengan sel telur pada waktunya, pembuahan dapat terjadi.

Baca Juga: Duh! Minimnya Edukasi Soal Kesehatan Reproduksi, Sebabkan Angka Kematian Ibu Tinggi

Kapan seorang perempuan akan berovulasi?

Ovulasi biasanya terjadi antara hari ke 11-21 dari siklus menstruasi.

Setiap perempuan berovulasi sesuai jadwal mereka sendiri.

Kamu mungkin pernah mendengar bahwa ovulasi terjadi pada hari ke-14 dari siklus, tetapi itu hanya patokan rata-rata.

Kenyataannya, bahkan perempuan dengan 28 hari siklus haid tidak selalu ovulasi pada Hari 14.

Satu studi menemukan bahwa kurang dari 10% dari perempuan dengan siklus 28 hari yang berovulasi pada hari 14. 

Biasanya, ketika seorang perempuan mengatakan mereka sedang berovulasi, itu mengacu pada masa subur terutama dua sampai tiga hari sebelum ovulasi.

Jika diasumsikan ovulasi terjadi di suatu tempat antara hari ke 11-21, masa subur ekstra ini dapat terjadi pada hari ke 9-22 dari siklus menstruasi.

Baca Juga: Beberapa Penyakit yang Dapat Menyerang Sistem Reproduksi Perempuan

Ovulasi

Setiap siklus menstruasi, hormon reproduksi, termasuk estrogen dan progesteron, bekerja sama untuk merangsang ovarium.

Menanggapi hormon tersebut, folikel mulai tumbuh di ovarium.

Di dalam setiap folikel adalah telur yang belum matang, juga dikenal sebagai oosit yang mulai matang.

Meskipun beberapa oosit akan mulai berkembang di awal setiap siklus, biasanya hanya satu telur dominan yang akan dilepaskan.

Sementara ovarium bersiap untuk melepaskan sel telur, lapisan rahim (endometrium) akan menebal dan bersiap menerima sel telur yang telah dibuahi, atau embrio.

Hormon tubuh menyebabkan penebalan dan perubahan endometrium.

Sebagian besar sel telur di ovarium perempuan tidak pernah matang untuk ovulasi.

Ketika seorang perempuan mulai pubertas, ovarium menampung sekitar 300.000 sel telur.

Baca Juga: Ternyata Ini Peran Hormon Estrogen dalam Sistem Reproduksi Perempuan

Terlepas dari gudang telur yang tampak jelas ini, seorang wanita hanya berovulasi sekitar 300 sel telur selama hidup mereka.

Ovulasi terjadi di sisi mana saja yang memiliki sel telur paling matang di bulan itu.

Bagi sebagian perempuan, satu ovarium mungkin lebih sering berovulasi secara signifikan daripada yang lain.

Penting diketahui, sel telur yang telah dibuahi harus tertanam di dalam endometrium.

Ini terjadi 7 hingga 10 hari setelah pembuahan.

Baca Juga: Mengenal Progesteron, Hormon untuk Perkembangan Seksual bagi Perempuan

Gejala

Kebanyakan perempuan mengalami gejala tertentu sekitar waktu ovulasi.

Gejala ini termasuk perubahan hasrat seksual, peningkatan lendir serviks, dan terkadang nyeri kram.

 

Cara Mendeteksi Ovulasi

Salah satu cara untuk mendeteksi ovulasi adalah menggunakan alat tes ovulasi.

Tes ini bekerja mirip dengan tes kehamilan, karena mendeteksi hormon tertentu dalam urin kamu.

Ketika kamu mendapatkan hasil positif pada tes ovulasi, ini berarti kamu dekat dengan waktu ovulasi dan potensial untuk pembuahan.

Baca Juga: Ternyata Ini Peran Hormon Estrogen dalam Sistem Reproduksi Perempuan

 

Ketahuilah bahwa tidak semua alat ovulasi sangat akurat dan beberapa mungkin sulit untuk ditafsirkan.

Cara paling akurat untuk menentukan ovulasi adalah melalui USG transvaginal dengan OB/GYN atau di klinik kesuburan.(*)

Sumber: Verywell Family
Penulis:
Editor: Linda Fitria