Picky Eating, Anak Suka Pilih-Pilih Makan Bukan Hanya Sekedar Kebiasaan

Ericha Fernanda - Rabu, 5 Mei 2021
Ilustrasi anak tidak mau makan.
Ilustrasi anak tidak mau makan. freepik.com

Parapuan.co - Sebuah studi baru menunjukkan makan pilih-pilih mungkin lebih merupakan sifat daripada fase atau tahap anak usia dini.

Sering kali kita menganggap anak-anak yang suka pilih-pilih dikarenakan kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu.

Orang tua kerap menyalahkan dirinya karena anak hanya mau makan makanan yang menjadi favoritnya.

Baca Juga: Selain Menyegarkan, Ini Sederet Manfaat Nanas untuk Kesehatan Tubuh

Sehingga, kekhawatiran muncul karena nutrisinya tidak seimbang.

"Orang yang pilih-pilih makan cenderung menolak makanan baru, tetapi mereka juga cenderung menolak daging, sayuran, dan makanan yang dicampur bersama.

"Mereka cenderung hanya makan makanan favorit mereka dan sangat sensitif terhadap tekstur. Hal ini dapat mengakibatkan konsumsi jenis makanan yang tidak mencukupi," kata Gabriela Martorell, seorang profesor psikologi di Virginia Wesleyan University, menurut laporan dari Verywell Family.

Mengapa Anak-Anak Suka Pilih-Pilih Makanan?

"Dimulai pada sekitar usia dua tahun, merupakan ciri khas perkembangan bagi kebanyakan anak untuk melewati periode di mana mereka menolak makanan baru. Ini dikenal sebagai neophobia, dan sangat dipengaruhi oleh genetika." kata Gabriela.

Terlepas dari apakah pilih-pilih makan berasal dari suatu sifat atau kebiasaan, terkadang ada masalah yang menyertainya.

Studi tersebut menemukan bahwa anak-anak yang melakukan pengujian pada skala penghindaran makanan cenderung sangat menuntut dan memiliki perubahan suasana hati yang berlebihan.

Ciri-ciri kepribadian ini disebut sebagai 'anak berkemauan keras'.

Anak-anak ini mungkin pilih-pilih makan sebagai cara untuk melatih kemauan mereka dan mencapai kemandirian.

Pada kasus lain, pilih-pilih makan mungkin merupakan tanda gangguan pemrosesan sensorik (SPD).

Tanda lain dari jenis gangguan ini termasuk pendengaran yang hipersensitif, keengganan menyentuh, dan koordinasi motorik yang buruk. 

Baca Juga: Cocok untuk Diet! Ini 10 Makanan yang Tinggi Protein dan Kaya Nutrisi

Pengaruh Picky Eating

"Satu dari empat anak akan mengembangkan gangguan makan pediatrik, di mana pola makan pilih-pilih yang ekstrem berdampak pada kesehatan gizi mereka," kata Melanie Potock, MA, CCC-SLP, Ahli Patologi Bahasa & Makanan Pediatri.

Ini dapat menyebabkan hal-hal seperti kekurangan nutrisi, kelebihan atau kekurangan berat badan, dan peningkatan kemungkinan penyakit kronis seperti osteoporosis dan penyakit jantung.

Tetapi sebagian besar, keadaan ekstrem ini agak jarang terjadi.

Bisa saja dari orang tuanya yang sering menyajikan makanan tertentu.

Tanpa variasi makanan, anak-anak cenderung mengenal jenis makanan yang monoton.

Sehingga, ketika mereka dikenalkan makanan baru akan cenderung menghindari dan mencari makanan favoritnya.

Tips Mengurangi Kebiasaan Pilih-Pilih Makan

- Berikan contoh yang baik dengan makan sayuran sendiri di depan anak.

- Tawarkan saus salad dan saus lainnya sebagai pendamping sayuran.

- Campurkan sayuran dengan makanan yang disukai anak-anak, seperti topping pizza atau tambahan saus.

Baca Juga: Ahli Gizi Ungkap Tubuh Masih Perlu Sayur lo, Apa Saja Manfaatnya?

- Libatkan anak-anak dalam memilih makanan untuk minggu ini dan beri mereka beberapa pilihan untuk dipilih.

- Biarkan anak-anak membantu berbelanja bahan makanan, seperti memilih sayuran untuk dimakan saat makan malam atau camilan.

- Lakukan eksperimen dengan tekstur yang berbeda untuk sayuran, seperti kubus, balok, bola, atau gunakan cetakan bentuk hewan dan buah.

- Olah sayuran menjadi bentuk makanan lain seperti nugget, sosis, atau dipanggang dengan keju.

- Jangan membanjiri terlalu banyak pilihan baru sekaligus. Berfokuslah untuk memperkenalkan satu makanan baru pada satu waktu dan sediakan porsi kecil pada awalnya.

Mungkin awalnya terasa sulit untuk beradaptasi dengan diet sayuran untuk anak.

Penolakan demi penolakan akan terjadi ketika mereka disuguhkan sayuran.

Tapi, seiring berjalannya waktu anak akan terbiasa dan menikmati sayuran itu.

(*)