Remaja Lebih Mudah Menerima Perceraian Orang Tua, Tapi Tidak dengan Konfliknya

Ericha Fernanda - Selasa, 4 Mei 2021
Ilustrasi ibu dan anak.
Ilustrasi ibu dan anak. freepik.com

Konflik orang tua yang mengganggu psikis anak

Meski proses perceraian orang tua tidak terlalu memengaruhi kondisi anak, bahkan remaja menganggap perpisahan tersebut sebagai jalan keluar dan penyelesaian, namun tidak dengan konflik.

Melansir Fatherly, menurut psikolog anak, Dr. Scott Carroll di Ayni Neuroscience Institute, perceraian itu sendiri bukan bagian yang sulit, bagian tersulit adalah konfliknya.

Meskipun remaja bisa menerima perceraian, tapi jika mereka menyaksikan konflik di antara orang tuanya, maka tetap saja hal tersebut akan menyakitkan.

Lebih buruk lagi jika orang tua menggunakan anak sebagai media penghubung dan komunikasi antar satu sama lain.

Baca Juga: 4 Kebiasaan Toxic Orang Tua Ini Bisa Berdampak Negatif pada Anak

Misalnya akibat dari konflik, kamu tidak lagi ingin bicara dengan pasangan, begitu pula sebaliknya.

Saat harus berkomunikasi, kamu akan minta tolong ke anak menyampaikan hal tersebut kepada mantan pasangan.

Kondisi inilah yang membuat anak trauma bahkan mengalami gangguan psikis.

Oleh karena itu, jika Kawan Puan berpisah dengan pasangan, jangan sampai konflik yang terjadi di antara kalian menyakiti buah hati.

Ada baiknya untuk menyelesaikan konflik di belakang anak-anak sehingga mereka tak merasa sedih melihat orang tuanya terus bertengkar.

Di samping itu, apabila sudah berpisah, jangan sekali-kali memanfaatkan anak sebagai media penghubung kamu dan mantan pasangan.

Sebab hal tersebut akan menyakiti hatinya. (*)

Sumber: Healthline,fatherly
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania