Dari Zaman Mesir Kuno Hingga Romawi, Ini Perjalanan Tren Warna Rambut

Alessandra Langit - Selasa, 4 Mei 2021
Ilustrasi pewarnaan rambut
Ilustrasi pewarnaan rambut Freepik

1600-an, Renaisans 

Selama zaman Renaisans, kebanyakan pewarna berbasis bahan kimia dan tidak alami. 

Delights for Ladies, sebuah buku unik yang berisi semua jenis resep kecantikan dan ramuan rumah tangga, mendeskripsikan pewarna bernama Oil of Vitriol yang dapat mengubah warna hitam menjadi coklat muda. 

Saat menggunakan pewarna tersebut, disarankan untuk menghindari terkena kulit karena pewarna tersebut sebenarnya adalah asam sulfat.

1800-an

Kita semua harus berterima kasih kepada William Henry Perkin, seorang ahli kimia dari Inggris, yang tanpa sadar berhasil merevolusi proses pewarnaan rambut serta seluruh industri pewarnaan rambut. 

Dia secara tidak sengaja menemukan bahan pewarnaan rambut, yang kita kenal dengan nama Mauveine, saat mencoba membuat obat untuk malaria. 

Meskipun tidak berjalan sesuai rencana, penemuannya mengubah industri pewarnaan tekstil dan memungkinkan perempuan melakukan pewarnaan rambut permanen tanpa merusak rambut mereka. 

Baca Juga: “Gray Blending” Tren Cat Rambut Abu-abu yang Kini Banyak Disukai Perempuan

Mauveine masih menjadi peran penting bagi industri pewarnaan rambut modern, tetapi sekarang dikenal sebagai para-phenylenediamine.

Sejarah pewarnaan rambut ternyata sangat panjang ya, Kawan Puan.

Sekarang kita bisa bersyukur karena proses pewarnaan rambut sudah aman dan tidak beracun.

Jadi, jika Kawan Puan ingin mewarnai rambut, jangan ragu-ragu untuk mencoba!

(*)