4 Kebiasaan Toxic Orang Tua Ini Bisa Berdampak Negatif pada Anak

Ericha Fernanda - Senin, 3 Mei 2021
Ilustrasi anak dan orang tua sedang berdebat.
Ilustrasi anak dan orang tua sedang berdebat. freepik.com

Parapuan.co - Pola disfungsional pada pasangan bercerai yang menyakiti anak-anak kerap menjadi persoalan.

Tapi, tidak perlu menunggu pasangan bercerai untuk menciptakan lingkungan yang tidak sehat.

Orang tua dapat melakukan kebiasaan toxic saat mereka tinggal di rumah yang sama.

Baca Juga: Bahaya, Pola Asuh Ketat Justru Tumbuhkan Masalah Perilaku Pada Anak

Kebiasaan toxic parenting yang dilakukan pasangan ini memberikan anak-anak pesan yang salah tentang cinta dan kehidupan.

Perilaku disfungsional pasangan dapat memengaruhi cara anak-anak mereka memandang diri mereka sendiri dan dunia sekitar mereka.

Mengutip Verywell Family, berikut adalah kebiasaan pengasuhan yang buruk di antara pasangan hingga menimbulkan dampak negatif pada anak-anak.

1. Bersaing Menjadi Orang Tua Terbaik

Baca Juga: 5 Bentuk Self Care Bagi Orang Tua Tunggal, Agar Diri dan Anak Bahagia!

Mencoba membuktikan bahwa kamu bisa bangun lebih pagi atau membereskan rumah paling giat dalam upaya untuk mengungguli pasangan akan merusak hubungan kamu dan anak-anak.

Anak-anak lebih baik dilayani dengan memiliki dua orang tua yang cakap dan percaya diri, daripada satu orang tua yang kelelahan dengan kompleks atau berusaha menjadi pahlawan super.

Keluarga menjadi yang terkuat jika mereka bekerja sama sebagai satu tim.

2. Gaya Pengasuhan Tak Seimbang

Gaya pengasuhan yang berbeda dapat menyebabkan salah satu orang tua memberikan kompensasi yang berlebihan kepada yang lain.

Jika salah satu orang tua cenderung keras, yang lainnya mungkin menanggapi dengan ekstra santai dalam upaya menyeimbangkan sikap pasangan untuk memanipulasi situasi.

Hal itu sebenarnya tidak bagus, karena membuat anak mengategorikan orang tua yang baik dan orang tua yang buruk.

Jika kamu dan pasangan tidak setuju tentang disiplin, diskusikan kembali gaya pengasuhan kamu.

Bekerja sama untuk menetapkan aturan rumah tangga yang jelas dan konsekuensi yang akan diterapkan secara konsisten.

Baca Juga: Pasti Bisa, Begini 4 Cara Menjadi Orang Tua Tunggal yang Tangguh

3. Berlomba untuk Paling Disukai

Terkadang orang tua bekerja keras untuk menjadi kesayangan anak mereka.

Kebutuhan untuk disukai seringkali menyebabkan orang tua luluh pada perilaku buruk atau memanjakan anak supaya bisa memenangkan hati mereka.

Anak-anak membutuhkan struktur yang jelas, batasan yang tegas, dan disiplin yang konsisten.

Itu artinya akan ada hari-hari di mana kamu tidak akan memenangkan trofi orang tua paling disukai.

Baca Juga: Menjadi Orang Tua Teladan, Ketahui 5 Langkah Mudah Mendidik Anak dengan Baik

4. Berkompromi Buruk dengan Anak

Ada beberapa cara orang tua melakukan kerjasama buruk dengan seorang anak.

Misalnya salah satu orang tua menghabiskan banyak uang untuk berbelanja dan memberi tahu anaknya, “Jangan beritahu ayah/ibu tentang ini!”.

Kamu membangun dinamika yang tidak sehat karena mengajarkan ketidakjujuran dengan anak.

Baca Juga: Selain Jangan Ditanggapi, Ini Tips Cerdas Menghadapi Mom Shaming

Menjaga rahasia dari pasangan, berbohong, mengeluh tentang pasangan, atau menyetujui perilaku yang tidak pernah diizinkan dengan anak adalah dinamika yang tidak sehat bagi orang tua dan anak.

Ketika salah satu orang tua berkomplot dengan anak, hierarki keluarga mulai bergeser yang bisa membawa lebih banyak masalah ke dalam rumah.

Bekerjalah dengan pasangan kamu untuk menjadi orang tua bersama dan jangan pernah bekerja sama dengan anak kamu untuk melawan orang tua lainnya.

(*)

Sumber: Verywell Family
Penulis:
Editor: Linda Fitria