Kelola Emosi Anak Sedini Mungkin dengan 5 Metode Ini, Yuk Simak

Anna Maria Anggita - Sabtu, 6 Maret 2021
Mendidik emosi anak
Mendidik emosi anak Freepik

Parapuan.co - Bagi Kawan Puan yang sudah menjadi orang tua, mendidik anak sejatinya kewajiban kita.

Karena perlu ditekankan bahwa orang terdekat berpengaruh besar pada keoptimalan perkembangan sosial anak.

Meskipun begitu, sebagai orang tua Kawan Puan jangan sampai lupa ya untuk mengajarkan emosi pada anak.

Baca Juga: Bisa Mengancam Nyawa Jika Tak Segera Ditangani, Kenali Gejala Selulitis yang Dialami Anak Zaskia Mecca

Sebab, pengalaman belajar anak merupakan salah satu faktor penting untuk perkembangan emosi anak.

Emosi anak pun bermacam-macam, ada sedih, tertawa, menangis, dan yang lainnya.

Ada loh beberapa metode yang bisa digunakan.

Melansir dari Kompas.com  berikut ini adalah 5 kegiatan belajar untuk perkembangan emosi anak:

Baca Juga: Pernah Alami Long Covid, Melaney Ricardo Wanti-wanti Masyarakat: Covid-19 Bukan Gimmick

  1. Metode Spontan

Dalam masa tumbuh kembangnya, seringkali proses belajar anak melalui teknik spontanitas ya Kawan Puan.

Anak mulai belajar mengekspresikan perasaan dan emosi yang dirasakan secara spontan.

Kadang pula, kita sebagai orang tua terheran karena emosi anak yang tidak terduga.

Sebagai orang tua Kawan Puan jangan kaget ya, mungkin emosi yang ditunjukkan anak kita tak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Misalnya saat pertama kali anak diberikan mainan terompet, akan ada anak yang menangis, ketimbang ketawa.

Baca Juga: Empat Tipe Rekan Kerja Perusak Suasana Hati dan Cara Praktis Menghadapinya

  1. Melalui Proses Imitasi

Kawan Puan, perlu digaris bawahi bahwa lingkungan keluarga berpengaruh besar pada perkembangan emosi anak.

Umumnya anak akan mencontoh emosi dari orang terdekatnya.

Ketika orang tua mempertunjukkan emosi bahagia, maka anak pun akan mengikuti.

Begitu pun saat marah atau sedih, anak pun bisa menirunya.

Dengan begitu, semoga Kawan Puan dan pasangan semakin bijak ya dalam menyampaikan emosi.

Sebab apa yang kita perlihatkan bisa ditiru anak.

Baca Juga: Segera Lapor SPT Tahunan, Ini Batas Waktu Terakhir dan Sanksi Jika Terlambat

  1. Belajar melalui tokoh idola

Suatu saat, pada masanya anak akan terkagum dengan tokoh tertentu dan menyamakan diri dengan sosok yang disukainya.

Ternyata hal tersebut turut mengembangkan pola emosi anak.

Sebagai orang tua, Kawan Puan dapat mencari tahu sosok itu dan lihatlah bagaimana anak bereaksi.

Tapi harus memilah-milah tokoh tersebut ya, setidaknya harus sesuai dengan norma dan karakter yang ada di lingkungan anak.

Misalnya di Indonesia, orang tua bisa loh mengambil contoh tokoh pahlawan seperti Ir. Soekarno yang  bisa berbagai bahasa.

Baca Juga: Salah-salah Bisa Berbahaya, Ini 5 Aturan Pakai Makeup untuk Pemakai Kontak Lens

  1. Pembelajaran melalui pengkondisian

Dalam metode ini, anak belajar melalui cara asosiasi.

Saat usia dini, emosi anak terbentuk dengan kebiasaan-kebiasaan yang ada di lingkungan anak.

Misalnya mengelompokkan anak dengan teman sebayanya.

Dengan begitu, secara tidak langsung anak belajar dan mendapat pemahaman dari kondisi yang ada dilingkungannya.

Baca Juga: Dari Popcorn Sampai Keju, Ini 5 Makanan yang Aman Dikonsumsi Saat Diet

  1. Belajar melalui latihan

Kawan Puan, melatih emosi anak bisa dengan diajari cara bereaksi akan suatu hal.

Dengan memberikan pengarahan yang baik, anak mampu mengkondisikan emosinya.

Cara melatihnya pun ada berbagai macam, sebagai contoh Kawan Puan bisa menggunakan permainan yang menyangkut pengendalian emosi.

Semoga tips di atas membantumu dalam mendidik anak ya Kawan Puan. 

Baca Juga: Kenali 8 Penyebab Miss V Terasa Nyeri Usai Bercinta dengan Pasangan

Perlu diketahui, anak yang punya kemampuan dalam mengelola emosi baik akan mudah menerima orang lain.

Dengan begitu anak akan berkembang dengan kepribadian sosial dan dapat menjalin pertemanan dengan lebih baik.

Niscaya kehidupan sosialnya pun juga baik ya Kawan Puan.

Maka dari itu yuk latih emosi anak sedini mungkin.

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Linda Fitria