Realita Aktris Hollywood: Evan Rachel Wood Jadi Korban Kekerasan Seksual Penyanyi Marilyn Manson

Nia Muhibati - Jumat, 19 Februari 2021
Realita Aktris Hollywood: Evan Rachel Wood Jadi Korban Kekerasan Seksual Penyanyi  Marilyn Manson
Realita Aktris Hollywood: Evan Rachel Wood Jadi Korban Kekerasan Seksual Penyanyi Marilyn Manson INSTAGRAM @EVANRACHELWOOD

Parapuan.co – Aktris Evan Rachel Woods yang memerankan karakter Dolores Abernathy di serial Westworld (2016) dan Lucy di Across The Universe (2007), baru-baru ini menceritakan kisahnya menjadi korban pelecehan seksual.

Lewat Instagram-nya @evanrachelwood, perempuan berusia 33 tahun itu mengungkapkan kalau dirinya pernah mengalami pelecehan seksual dari mantan tunangannya, penyanyi Brian Warner atau dikenal dengan sebutan Marilyn Manson

Evan cerita kalau pelecehan seksual yang dialaminya dimulai saat ibu satu anak ini berusia 19 tahun. Dia mengaku kalau Marilyn Manson melakukan pelecehan seksual dengan modus grooming. 

Baca Juga: Mengesankan! Emma Stone Tampil Sangar di Trailer Perdana Film Cruella

Melansir Healthgrooming merupakan perilaku manipulatif yang digunakan untuk mendapatkan akses ke calon korban, memaksa mereka untuk menyetujui kekerasan seksual.

Dengan begitu, pelaku grooming biasanya sulit untuk tertangkap, karena korban seolah-olah menyetujui adanya kekerasan dalam hubungan.

Hal inilah yang dialami oleh Evan Rachel Wood.

"Dia mulai grooming diri saya sejak saya remaja dan dia melakukan banyak kekerasan terhadap saya. Saya dicuci otak dan dimanipulasi untuk patuh," tulisnya.

Merasa kalau Marilyn Manson merupakan orang berbahaya, Evan pun akhirnya berani untuk membicarakan kasus pelecehan seksual yang dialaminya.

"Aku di sini untuk membongkar orang berbahaya ini dan menyebut industri yang telah membiarkan ia melakukannya, sebelum ia merusak lebih banyak jiwa. Aku berdiri bersama banyak korban yang tidak lagi diam," tulisnya. 

Kasus Evan Rachel Wood ini bukanlah pertama kali terjadi di industri hiburan Hollywood

Baca Juga: Heboh Gaji Rp 250 Juta Per Bulan, Wajarkah Dijadikan Acuan Mencari Pasangan? Ini 5 Kualitas Penting yang Harus Dimiliki Pasangan Hidupmu!

Sebelumnya, pelecehan seksual sudah banyak menimpa selebritas Hollywood yang mulai terkuak secara perlahan sejak 2017 lalu.

Sampai akhirnya, para korban pelecehan seksual pun menyemarakkan kesetaraan gender, ruang aman untuk perempuan industri perfilmanan, lewat gerakan #MeToo.

Gerakan Me Too ini viral sejak kasus pelecehan seksual yang dilakukan Harvey Weinsten.

Dia diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap pekerja film.

Salah satu tuduhannya adalah Harvey pernah memaksa perempuan-perempuan tersebut untuk 'memijatnya' dan menontonnya telanjang.

Sebagai gantinya, Harvey menjanjikan karier yang cemerlang.

Baca Juga: Elon Musk Pakai Clubhouse, Yuk Kenali Cara Kerja Aplikasi Ini!

Pengakuan ini diikuti juga oleh aktris ternama seperti Gwyneth Paltrow dan Angelina Jolie, yang mengaku dilecehkan oleh Harvey.

Melansir BBC.com, Gwyneth mengatakan ia diajak berhubungan intim dengan Harvey ketika ia (Gwyneth) berusia 22 tahun.

Sementara Angelina Jolie berkata ia punya pengalaman buruk di masa mudanya.

Setelah proses yang lama dan melelahkan, akhirnya Harvey dinyatakan bersalah pada Februari 2020 lalu.

Dia pun mendapatkan 25 tahun di penjara atas pelecehan seksual yang dilakukannya terhadap Mimi Haley, mantan asisten produksi. Serta terhadap kasus pelecehan seksual aktris Jessica Mann.

Meskipun Harvey Weinsten telah meringkuk di balik sel, tidak berarti ini akhir dari gerakan #MeToo.

Tidak pun berarti ini tidak terjadi di belahan dunia yang lain.

Pada tahun 2016 lalu, seperti yang dilaporkan Kompas.com, seorang pemuda bernama Ahmed Bassam Zaki diduga telah melakukan pelecehan seksual ke lebih dari 50 perempuan.

Baca Juga: Elon Musk Pakai Clubhouse, Yuk Kenali Cara Kerja Aplikasi Ini!

Salah satu korbannya menulis tentang pelecehan ini ke grup Facebook Rate Auc Professors, yang kemudian menjadi sorotan netizen. Setelah itu, banyak perempuan lain yang share pengalaman buruk mereka dengan Ahmed. 

Kampanye #MeToo pun menjadi sangat besar di Mesir saat itu.

Beberapa perempuan mengatakan bahwa Ahmed memeras mereka dengan menggunakan foto-foto telanjang.

Ahmed juga mengancam korban untuk menyebarkan foto telanjang itu ke keluarga dan teman korban.

Lantaran kasus ini, Ahmed mendapat hukuman penjara selama 3 tahun.

Dia mendapat hukuman karena telah berbuat asusila dan menyalahgunakan media sosial dalam melakukan aksi kekerasan dan pelecehan seksualnya.

Gerakan Me Too ini memang memberikan manfaat untuk kita semua, terutama menyadarkan kita tentang pelecehan seksual.

Sehingga, bila kita menjadi korban pelecehan seksual, kita pun jadi tidak ragu untuk melaporkan dan meminta keadilan.(*)

Sumber: Instagram,BBC
Penulis:
Editor: Tentry Yudvi Dian Utami