Kisah Para MUA Bertahan di Tengah Pandemi

Anna Maria Anggita - Kamis, 11 Februari 2021
MUA yang sedang bertugas di masa pandemi
MUA yang sedang bertugas di masa pandemi

Parapuan.coPandemi yang belum berakhir membuat acara-acara pesta yang dihadiri banyak orang menjadi hal yang dilarang. Termasuk pesta pernikahan, pertunangan, atau wisuda. Kondisi ini berimbas pada para penata rias (makeup artist/MUA). 

 

Salah satu MUA asal kota Yogyakarta, Jessica Benita (23) mengaku jika awal pandemi, selama 4 bulan tidak ada pelanggan sama sekali.

“ Perbedaan yang paling kelihatan dari sebelum dan masa pandemi sekarang ini itu job wisuda, dulu ramai, sekarang jarang banget,” tutur Jessica yang telah menjalani profesi ini sejak 5 tahun lalu.

Hal ini membuat Jessica memutar otak untuk mencari penghasilan lain, misalnya dengan berjualan  masker dan membantu usaha orang tua. Meskipun sempat berhenti selama beberapa bulan, Jessica mengaku perlahan-lahan klien pun berdatangan lagi terutama orang-orang yang akan menikah.

“ Puji Tuhan karena pandemi ini banyak orang married, jadi job wisuda ya keganti deh sama yang married,” ucapnya.

Meskipun pelanggan tak sebanyak sebelum masa pandemi, Jessica tetap berusaha meningkatkan kepercayaan pelanggan, antara lain dengan menerapkan prokotol kesehatan. Ia mengaku saat ini sudah ada sekitar 70 persen klien baru.

“ Strategi yang aku lakukan itu nerapin kebersihan, semprotin cairan disinfektan ke alat-alat make up, lalu per orang dapat satu sponge dan kuas make up, selain itu juga jaga kesehatan karena kita kan berhadapan langsung sama klien,” ujarnya.

Berkurangnya pelanggan secara drastis dirasakan oleh Gisela Dea Audria (24), seorang MUA yang berbasis di  wilayah Jabodetabek.  

Mengetahui kadaluwarsa tiap jenis makeup dari tampilan produknya
Mengetahui kadaluwarsa tiap jenis makeup dari tampilan produknya nykaa.com

“ Dari segi pendapatan juga pasti sangat berbeda, kalau masa pandemi gini banyak yang postpone, jadi istilahnya kehilangan DP baru. Maksud aku mestinya acara tanggal 10 Oktober 2020, ditunda ke 10 Januari 2021, kita jadi kehilangan klien,” tambah Dea.

Bahkan jika ada pelanggan yang membatalkan acara, maka dalam  bulan itu tidak ada pendapatan.

Dea yang masuk tahun ke tiga masuk di dunia tata rias ini juga bercerita mengenai strateginya agar tetap ada pelanggan yang datang, yaitu dengan cara menjaga kebersihan perlengkapan make-up sebelum digunakan.

Tak hanya itu saja, karena masa pandemi pelanggan berkurang, hal yang Dea lakukan adalah memperbanyak murid didiknya di kelas rias wajah di studio make up-nya.

Salah satu murid Dea adalah Anastasia Gaspersz meskipun ia mengaku baru saja terjun di dunia kecantikan, ia pun turut merasakan apa yang MUA senior rasakan.

“ Meskipun aku mulai ambil client pas masa awa pandemi, aku udah berhasil dipesan tiga orang, namun sayangnya ternyata pada cancel karena kasus corona makin naik,” ucapnya pada tim Parapuan.

“Sedih sih, tapi aku juga tetep bersyukur, setidaknya dalam satu bulan ada klien aja aku udah seneng banget,” ungkapnya.

Sama seperti MUA lainnya, Anastasia juga mementingkan alat-alat agar tetap higienis sebelum digunakan, mulai dari mencuci, menyemprot disinfektan, dan menjaga kesehatan serta kebersihan tubuh. 

Penulis:
Editor: Anna