Waspada Ortoreksia, Obsesi Makan Sehat yang Buruk Bagi Kesehatan

Firdhayanti - Rabu, 10 Februari 2021
Selain Menyehatkan, Diet Pioppi Dipercaya Dapat Memperpanjang Umur!
Selain Menyehatkan, Diet Pioppi Dipercaya Dapat Memperpanjang Umur!

Parapuan.co - Pandemi atau tidak, kesehatan tubuh wajib dijaga, baik dengan berolahraga, makan makanan bergizi, sampai memiliki pikiran yang sehat. 

Ada yang akhirnya menjalankan diet ketat dengan hanya makan bahan makanan tertentu di jam tertentu.

Ada pula yang memilih untuk aktif dan disiplin berolahraga sekian jam setiap hari, di waktu yang sama.

Sering juga terjadi adalah orang-orang yang mengombinasikan keduanya. Mungkin Kawan Puan salah satunya?

Mempertahankan kesehatan dengan mengontrol kebiasaan dan apa yang masuk ke dalam tubuh adalah hal yang baik.

Tapi rupanya ketika hidup sehat menjadi obsesi yang berlebihan, hal ini pun dapat berdampak buruk bagi kesehatan. 

Baca Juga: Kulit Kering Saat Musim Hujan? Atasi dengan Cara-Cara Praktis Berikut!

Dilansir dari Healthline, istilah obsesi makan sehat berlebihan disebut orthorexia.

Istilah orthorexia (ortoreksia) pertama kali dicetuskan oleh dokter asal Amerika Serikat, Steve Bratman, pada tahun 1997.

Istilah ini diambil dari bahasa Yunani 'orthos' yang berarti 'benar'. 

Penderita ortoreksia tidak sama dengan jenis eating disorder seperti anoreksia atau bulmia.

Orang yang mengalami ortoreksia tidak memiliki tujuan untuk mengurangi berat badan.

Mereka justru terobsesi terhadap kandungan gizi yang terkandung dalam makanan. 

Selain terobsesi dengan nutrisi, penderita ortoreksia juga memiliki aturan ketat terhadap jam makan.

Mereka merasa harus mematuhi jam tersebut, dan akan merasa bersalah jika tidak mematuhinya. 

Secara fisik, ortoreksia dapat menyebabkan malnutrisi, anemia, dan detank jantung yang lebih lambat.

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan gangguan pencernaan, gangguan elektrolit dan ketidakstabilan hormon, asidosis metabolik, dan melemahnya kesehatan tulang. 

Ortoreksia juga bisa menyebabkan kondisi psikologis yang negatif terhadap penderitanya. 

Baca Juga: Ini 4 Manfaat Bahasa Cinta yang Bisa Buat Hubungan Makin Intim

Seseorang yang menderita ortoreksia mengalami frustasi yang hebat ketika kebiasaan makan mereka terganggu.

Mereka akan merasa bersalah, membenci diri sendiri, dan merasa tertekan dengan selalu mempertanyakan apakah makanan tersebut sehat atau tidak. 

Pola makan yang harus selalu sehat dan teratur dapat mengganggu kehidupan sosial penderita ortoreksia.

Kenapa? Sebab aturan yang ketat soal makan akan membuat mereka merasa lebih superior dibanding yang lain (dan tidak ada yang suka seorang teman yang merasa dirinya lebih baik dari yang lain, kan?).

Selain itu, mereka akan sulit  menjalani aktivitas sosial yang berhubungan dengan makanan, seperti pergi ke pesta atau nongkrong dengan teman.

Hal ini bisa membuat mereka dikucilkan dari lingkungan pertemanan mereka. 

Jika kondisi seperti di atas terus dibiarkan, ortoreksia dapat mengancam kesehatan.

Baca Juga: Ikuti Hari Raya Perempuan Internasional 2021, Ini Tema yang Diangkat

Banyak orang tidak sadar kalau dirinya mengalami ortoreksia, sehingga pengetahuan soal penyakit ini dan tanda-tanda yang menyertainya perlu lebih banyak kita ketahui. 

Kalau Kawan Puan mengetahui seseorang di sekitarmu ada yang menderita ortoreksia, mereka bisa diberi tahu untuk meminta pertolongan pada dokter, psikolog, dan ahli diet. (*)

Sumber: Healthline
Penulis:
Editor: Indira D. Saraswaty