Parapuan.co - Mengelola keuangan pribadi adalah keterampilan penting yang harus dimiliki setiap orang, tanpa terkecuali para penyandang disabilitas. Namun, sering kali topik ini kurang mendapat perhatian. Padahal, memiliki pemahaman yang baik tentang cara mengelola uang dapat memberikan kemandirian, keamanan, dan peluang yang lebih besar bagi mereka.
Kendati demikian, bagi penyandang disabilitas, tantangan dalam mengelola keuangan mungkin lebih kompleks. Misalnya, banyak penyandang disabilitas menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan dengan gaji tetap.
Selain itu, terkadang para penyandang disabilitas kerap dihadapkan pada biaya tambahan yang bervariasi. Mulai dari biaya untuk alat bantu, terapi, transportasi khusus, dan perawatan kesehatan bisa sangat tinggi.
Bahkan, sering kali, informasi tentang produk keuangan, seperti tabungan, investasi, dan asuransi, tidak disajikan dalam format yang mudah diakses oleh semua jenis disabilitas. Padahal, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan dan Badan Pusat Statistik mencatat peningkatan literasi keuangan di Indonesia hingga 66,46%. Persentase ini mengindikasikan bahwa 66 dari setiap 100 penduduk dalam rentang usia 15-79 tahun telah memiliki kompetensi literasi keuangan yang memadai.
Namun, masih diperlukan upaya ekstra untuk menghadirkan literasi keuangan yang lebih inklusif, terutama bagi penyandang disabilitas. Melihat kebutuhan tersebut, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) menjawab dengan aksi nyata melalui rangkaian edukasi bertajuk “Financial Literacy for Women” & “Financial Literacy with Disabled Community”.
Bekerja sama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), komunitas Koneksi Indonesia Inklusif (KONEKIN), serta pemerintah daerah dan OJK, Prudential Indonesia menyelenggarakan edukasi finansial langsung kepada masyarakat.
Kegiatan ini berlangsung di Blitar, Pacitan, Bondowoso, dan Jakarta sepanjang Juli 2025 sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung program GENCARKAN dari OJK, sekaligus memperluas akses literasi keuangan.
Edukasi keuangan ini berhasil menjangkau lebih dari 2.200 peserta, termasuk perempuan, pelaku UMKM, dan individu penyandang disabilitas. Sesi-sesi tersebut sengaja dirancang agar tidak hanya teoritis, melainkan juga praktis dan interaktif melalui simulasi serta diskusi terbuka.
Dengan menggunakan bahasa yang sederhana, program ini bertujuan agar dapat dipahami oleh berbagai lapisan masyarakat, termasuk mereka yang belum memiliki pengetahuan dasar tentang keuangan maupun asuransi.
Baca Juga: 5 Hal yang Sering Terlewat saat Mengelola Keuangan dengan Sistem Amplop
Dalam acara tersebut, para peserta diajari tentang cara praktis membuat perencanaan keuangan yang sehat. Dalam memulai pengelolaan keuangan, penting untuk menyusun anggaran yang realistis, dengan mempertimbangkan tujuan finansial, kebutuhan pokok, dan keinginan pribadi.
Selanjutnya, tentukan prioritas dalam mengelola pemasukan dan pengeluaran, agar setiap rupiah yang kita miliki dapat digunakan secara efektif. Mengelola utang dengan bijak juga krusial agar tidak menjadi penghambat dalam mencapai tujuan keuangan.
Terakhir, pastikan untuk memiliki dana darurat, tabungan, dan asuransi sebagai jaring pengaman untuk melindungi diri dari risiko finansial tak terduga di masa depan. Namun hal yang tak kalah penting adalah memiliki proteksi finansial untuk masa depan yang lebih aman dan stabil.
Memilih produk asuransi yang tepat memerlukan beberapa langkah cermat. Pertama, tentukan kebutuhan dan anggaran secara jelas. Setelah itu, lakukan riset mendalam untuk memahami berbagai jenis produk yang tersedia di pasar.
Jangan lupa untuk membandingkan produk dari berbagai perusahaan asuransi, serta memeriksa reputasi perusahaan tersebut. Jika perlu, kamu bisa berkonsultasi dengan agen atau konsultan berlisensi untuk mendapatkan panduan.
Langkah terakhir yang sangat penting adalah membaca dan memahami polis asuransi dengan seksama sebelum kamu mengambil keputusan. Dengan memiliki perencanaan keuangan yang sehat, setiap individu dapat menjaga kendali penuh atas keuangannya.
Perencanaan ini harus dibuat dengan pemahaman menyeluruh atas kondisi finansial saat ini, lalu disesuaikan dengan tujuan hidup dan potensi perubahan di masa depan, seperti perubahan status, pengeluaran tidak terduga, atau rencana pensiun. Kuncinya adalah perencanaan yang adaptif dan berkelanjutan.
Bagi Prudential Indonesia, proteksi adalah fondasi penting dalam perencanaan finansial. Maka dari itu, kegiatan literasi ini tidak hanya sebatas edukasi, tetapi juga menjadi wadah bagi setiap orang untuk merefleksikan bahwa mereka berhak mengelola keuangannya dengan penuh percaya diri dan kendali. Inilah cara perusahaan mewujudkan visinya sebagai mitra tepercaya bagi masyarakat Indonesia.
(*)
Baca Juga: Perempuan Kerja Freelance, Ini Cara Mengelola Keuangan agar Tetap Stabil