Parapuan.co - Wajah bopeng terjadi akibat adanya jerawat yang dipencet atau digaruk hingga kemudian pecah.
Hal ini pun membuat jerawat jadi meradang, yang juga menyebabkan kelenjar minyak di lapisan kulit dalam pecah dan menimbulkan jaringan parut atau luka.
Banyak orang berpikir wajah bopeng bisa diatasi dengan menggunakan skincare.
Namun sebenarnya, acne scar atau bopeng tak bisa semudah itu diatasi dengan produk perawatan kulit yang dijual di pasaran.
Berdasarkan video viral di TikTok dari skincare expert dengan akun @dr.ziee, Kawan Puan tidak perlu membuang uang demi membeli skincare untuk mengatasi bopeng.
@dr.ziee Replying to @Rheinna aku spill 1 dulu per video ! #infokesehatan #tipsdrzie #edukazie #soluzie #bopeng #bopengtreatment #bekasjerawat ♬ Theme of mysterious and mysterious events - Skittlegirl Sound
"Kamu bisa coba yang namanya ablative atau resurfacing laser," saran @dr.ziee melalui video TikTok-nya. Namun sebenarnya, apa itu ablative atau resurfacing laser?
Mengutip dari PARAPUAN, resurfacing laser adalah prosedur peremajaan menggunakan laser untuk memperbaiki penampilan atau mengobati kekurangan di kulit wajah.
Resurfacing laser bisa dilakukan dengan dua cara, yakni sebagai berikut:
Baca Juga: Tak Bisa Hanya Pakai Skincare, Ini Perawatan untuk Atasi Wajah Bopeng
Ablative Laser
Ablative laser adalah jenis laser yang bertujuan menghilangkan lapisan tipis kulit luar (epidermis) dan memanaskan kulit di bawahnya (dermis).
Nantinya perawatan ini akan merangsang pertumbuhan kolagen yakni protein yang berperan meningkatkan kekencangan dan tekstur kulit.
Di mana saat epidermis sembuh dan tumbuh kembali, area yang dirawat tampak lebih halus dan kencang.
Jenis terapi ablatif meliputi laser karbon dioksida (CO2), laser erbium, dan sistem kombinasi.
Nonablative Laser
Seperti halnya ablative laser, perawatan nonablative laser juga bertujuan untuk merangsang pertumbuhan kolagen di kulit.
Namun bedanya, metode ini dengan pendekatan kurang agresif dan waktu pemulihannya lebih singkat.
Sayangnya hasil dari nonablative laser kurang terlihat jika dibandingkan dengan ablative laser.
Baca Juga: 3 Penyebab Bopeng di Wajah, Dari Jerawat sampai Infeksi Bakteri
Adapun yang termasuk dalam jenis nonablative laser antara lain pulsed-dye laser, erbium, dan IPL.
Perlu diketahui bahwa kedua jenis laser resurfacing ini dapat mengatasi kerutan halus, age spots, warna kulit tidak merata, kulit rusak akibat sinar matahari, hingga bekas jerawat dari ringan sampai sedang.
Memang resurfacing laser dilakukan oleh dokter ahli, namun tetap saja perawatan ini punya risiko yang perlu diketahui oleh pasien, antara lain:
- Kemerahan, bengkak, gatal dan nyeri
Setelah resurfacing laser, mungkin kulit jadi membengkak, gatal, atau memiliki sensasi terbakar.
Kemerahan mungkin intens dan bisa berlangsung selama beberapa bulan.
- Jerawat
Disarankan untuk tidak mengoleskan krim atau menggunakan perban di wajah setelah menjalankan resurfacing laser.
Pasalnya jika dilakukan dapat memperburuk kondisi wajah hingga memicu milia.
Baca Juga: 4 Produk Skincare yang Tepat untuk Mengatasi Milia di Sekitar Mata
- Infeksi dan timbul bekas luka
Resurfacing laser bisa menyebabkan infeksi bakteri, virus, atau jamur. Infeksi yang paling umum adalah wabah virus herpes.
Selain itu, perawatan ini sebenarnya bisa menimbulkan risiko jaringan parut, namun hanya sedikit.
- Perubahan warna kulit
Perawatan resurfacing laser dapat menyebabkan kulit yang dirawat menjadi lebih gelap dari sebelum perawatan (hiperpigmentasi) atau lebih terang (hipopigmentasi).
Perubahan permanen pada warna kulit lebih sering terjadi pada orang dengan kulit cokelat tua atau hitam.
Setelah mengetahui berbagai risiko di atas, maka disarankan kepada Kawan Puan untuk berkonsultasi secara mendalam dengan dokter sebelum melakukan resurfacing laser, ya!
Baca Juga: Skincare Viral di TikTok: 5 Rahasia Merawat Kulit Bopeng Kembali Mulus
(*)