Situasi ketidakpastian ekonomi dan pasar keuangan, masih menjadi perbincangan di berbagai kalangan.
Tak dimungkiri kondisi ini tentu menimbulkan kekhawatiran bagi banyak pihak, termasuk pelaku bisnis.
Meski begitu, Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan perekonomian Indonesia tetap kuat tahun depan.
Menurut BI, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 berada pada kisaran 4,5 sampai 5,3 persen.
Diperkirakan angka ini juga akan terus meningkat hingga 4,7 sampai 5,5 persen pada tahun 2024.
Tentunya prediksi kenaikan ini juga didukung oleh berbagai pihak seperti swasta, investasi, bahkan kinerja ekspor di tengah perekonomian global yang melambat.
Salah satunya seperti dilakukan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank bjb).
Bank Bjb dipastikan akan terus menjalankan bisnis secara selektif dan prudent, meskipun di tengah tekanan dan kondisi ekonomi yang ada
"Bank Bjb sudah bertahan dari krisis 1998, 2008, dan kini dari pandemi Covid-19. Alhamdulillah kami terus tumbuh positif dengan model bisnis yang resilient, namun tetap selektif dan prudent karena tekanan tetap ada," kata Direktur Utama Bank Bjb, Yuddy Renaldi.
Baca Juga: Lebih Aman, Kenali Safe Deposit Box untuk Simpan Barang hingga Surat Berharga
"Kami senantiasa berupaya mengantisipasi risiko kredit yang direstrukturisasi, juga pemulihan yang beragam pada berbagai sektor," imbuh Yuddy.
Ia mengatakan kinerja Bank Bjb sampai akhir tahun ini dengan situasi ekonomi yang ada, pihaknya terus optimis mencapai Rencana Bisnis Bank atau RBB.
"Prinsip kehati-hatian tetap kami jaga, dan ekspansi dilakukan secara selektif agar tidak berdampak pada non performing loan (NPL)," imbuhnya.
Yuddy menjelaskan, pencapaian atas kinerja bisnis Bank Bjb juga didorong karena beberapa faktor.
Mulai dari penguasaan pasar yang kuat, sejalan dengan meluasnya sektor industri yang semakin pulih pasca pandemi Covid-19.
"Di tengah kenaikan suku bunga acuan, manajemen melakukan efisiensi pengelolaan likuiditas sehingga tekanan terhadap cost of fund dapat lebih terkendali," ucap Yuddy.
Ia menyebut, perbankan harus pandai mengelola likuiditas secara efisien, hingga melakukan efisiensi dan mendorong sumber pendapatan yang berbasis komisi.
"Kami masih optimis kinerja Bank Bjb dapat terjaga khususnya di akhir tahun ini sesuai dengan rencana bisnis," imbuhnya.
Menurut catatan, Bank Bjb sukses meraup laba bersih Rp2,2 triliun pada kuartal III-2022.
Capaian ini tumbuh 23,3% secara year on year (yoy).
Sedangkan setelah pajak sebesar Rp1,8 triliun tumbuh 26,2% year on year (yoy) secara konsolidasi. (*)
Baca Juga: 5 Alasan Berkarier di Bank Terus Diminati, Salah Satunya Gaji Kompetitif