Parapuan.co - Tak hanya persiapan seperti buku dan alat tulis, imunisasi juga penting diperhatikan oleh orang tua jelang anak sekolah.
Imunisasi yang diberikan kepada anak secara bertahap dapat mencegah munculnya berbagai penyakit.
Sayangnya, cakupan imunisasi belakangan ini menjadi lebih rendah karena pandemi Covid-19. Menyadari hal tersebut, pemerintah menyenggarakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN).
Menyasar anak sekolahan dan diselenggarakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah, BIAN bertujuan mengejar kekurangan cakupan imunisasi pada anak.
Dilansir dari laman resmi Puskesmas Ngoresan, BIAS merupakan Program Kesehatan secara nasional yang kegiatannya memberi imunisasi pada anak sekolah tingkat dasar.
Program tersebut dilaksanakan satu kali setahun, setiap Agustus untuk imunisasi campak dan November untuk imunisasi DT dan Td.
PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) dan PT Oneject Indonesia (Oneject) selaku distributor dan produsen alat suntik Auto Disable Syringe (ADS) dan Safety Needle terkemuka di Asia, berperan aktif mendukung BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah).
Program pemerintah tersebut bertujuan memberi perlindungan kepada peserta didik dari ancaman penyakit campak, difteri, tetanus dan penyakit-penyakit yang bisa dicegah melalui imunisasi.
Dalam kaitannya, IRRA bersama Oneject melakukan pendampingan terhadap kegiatan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yang dilakukan tenaga kesehatan dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Penjaringan, di SD Negeri Penjaringan 01, Jakarta Utara pada Senin, 26 September 2022.
Baca Juga: Banyak Imunisasi Anak Terlewat Selama Pandemi, Ini Solusi dari Ahli
“Kami gembira sekali dilibatkan dalam program BIAS di SDN Penjaringan 01. Program ini merupakan kontribusi nyata IRRA untuk melindungi masa depan kesehatan anak didik di Indonesia.
"Dengan produk-produk alat suntik pintar (smart syringe) yang merupakan gabungan dari safety needle dan auto disable syringe produksi Oneject sister company kami, kami ingin memberikan perasaan aman dan nyaman baik bagi siswa yang diimunisasi, maupun orang tua dan guru yang mendampingi mereka, juga para nakes yang menjalankan imunisasi,” papar Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) Heru Firdausi Syarif, seperti dikutip dari rilis yang diterima PARAPUAN.
Terkait penggunaan jarum suntik, risiko tinggi tidak hanya untuk pasien, tetapi juga pekerja medis.
Dikutp dari rilis yang diterima PARAPUAN, banyak petugas kesehatan yang terpapar needle stick injury atau luka akibat tertusuk jarum. Hal tersebut bahkan terjadi setiap tahun, Kawan Puan!
Perlu diketahui bahwa luka karena tusukan jarum berisiko memaparkan berbagai patogen seperti HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C kepada petugas kesehatan.
Menurut Heru, teknologi Oneject Smart Syringe yang merupakan perpaduan antara Oneject Auto Disable Syringe dan Oneject Safety Needle, memberikan keamanan maksimal bagi pasien dan tenaga medis.
Hal ini lantaran setelah proses penyuntikan, piston akan terkunci dan rusak secara otomatis. Akibatnya, alat suntik terlindungi dan jarum juga tidak dapat digunakan lagi.
Teknologi tersebut membuat ADS memperoleh sertifikasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca Juga: Kenali Pentingnya Imunisasi PCV untuk Mencegah Pneumonia pada Bayi
Sejak 2020, WHO mulai mencanangkan penggunaan alat suntik yang aman di seluruh dunia.
Sayangnya di Indonesia penggunaan jarum suntik ADS dan safety needle di kalangan medis masih belum maksimal, di bawah 20 persen karena sisanya adalah produk jarum suntik non-ADS.
Sebagai distributor dan produsen alat suntik sekali pakai Auto Disable Syringe (ADS) dan Safety Needle yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 60%, IRRA dan Oneject berkomitmen selalu mendukung berbagai program pemerintah yang bertujuan untuk memberi perlindungan kesehatan kepada masyarakat Indonesia.
Pemerintah menyelenggarakan program BIAS karena imunisasi untuk anak waktu bayi dianggap belum cukup memberi perlindungan terhadap penyakit PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi) bagi usia anak sekolah.
Hal ini didasarkan adanya penurunan terhadap kekebalan yang diperoleh saat imunisasi ketika bayi.
Program BIAS diselenggarakan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1059/Menkes/SK/IX/2004 dan mengacu pada imbauan UNICEF, WHO dan UNFPA tahun 1999 untuk mencapai target Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE) pada tahun 2005 di negara berkembang (insiden dibawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun).
Program BIAS di SDN Penjaringan 01 diikuti 68 siswa didik dari kelas 1, kelas 2, kelas 5 dan kelas 6.
Selain imunisasi campak, difteri, dan tetanus, menurut dr. Sasa Nabila, dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Penjaringan, dalam kegiatan BIAS hari ini juga diberikan tambahan vaksinasi HPV untuk pencegahan penyakit kanker serviks bagi siswi kelas 5 dan 6.
“Sebagai kelanjutan imunisasi dasar, program BIAS dimaksudkan untuk memberi perlindungan maksimal kepada para siswa dari berbagai penyakit yang bisa dicegah melalui imunisasi. Kami tentu sangat mendukung kalau ada pihak swasta seperti IRRA dan Oneject yang berperan aktif dalam program BIAS,” lanjutnya.
Senada dengan dr. Nabila, Kepala Sekolah SDN Penjaringan 01 Suprihatin mengucapkan terimakasih sekolahnya kembali dijadikan lokasi dan sosialisasi imunisasi dari IRRA dan Oneject.
Sosialisasi yang dilakukan dengan baik membuat siswa didiknya bisa mengikuti program BIAS dengan nyaman dan aman tanpa rasa takut berlebihan.
Lebih lanjut ia juga memberi apresiasi kepada pihak swasta seperti IRRA dan Oneject yang telah berperan aktif dalam mendukung program pemerintah demi kesehatan anak-anak didik.
Terlebih alat suntik produksi Oneject yang dipakai dalam program BIAS kali ini memiliki tingkat keamanan yang lebih baik bagi pasien, maupun dokter yang menangani, berkat teknologi oneject smart syringe.
Baca Juga: Bukan Hanya Anak, Ahli Jelaskan Jenis Imunisasi yang Penting untuk Orang Dewasa
(*)