Parapuan.co - Jerawat hormonal terjadi karena adanya perubahan hormonal pada seseorang.
Maka dari itu, jerawat hormonal dapat muncul saat terjadi siklus mensturasi, menopause maupun pasca persalinan.
Menurut Joshua Zeichner, M.D.2, dokter kulit dan direktur penelitian kosmetik dan klinis di Icahn School of Medicine New York, hormon yang menyebabkan jenis jerawat ini terjadi karena fluktuasi estrogen dan progesteron.
Namun, rasio masing-masing hormon pada tiap orang juga dapat memengaruhi kadar testosteron perempuan, dan juga dapat menjadi penyebab jerawat hormonal.
Dengan kata lain, kortisol atau hormon stres, juga bisa mempengaruhi semua hormon ini.
Hal ini juga dipaparkan oleh S. Manjula Jegasothy, M.D., dokter kulit bersertifikat dan pendiri Miami Skin Institute, bahwa fluktuasi hormonal memang menyebabkan peningkatan produksi minyak di pori-pori.
Lantas seperti apa ciri-ciri jerawat hormonal? Apakah sama dengan jerawat jenis lainnya?
Jerawat muncul di sekitar dagu dan rahang
Melansir dari PARAPUAN, salah satu tanda jerawat hormonal bisa dilihat dari posisinya yang muncul di sekitar dagu dan rahang.
Baca Juga: Agar Manfaatnya Maksimal, Hindari 5 Kesalahan Pakai Acne Spot Treatment Ini
Walau para ahli tak mengetahui pasti kenapa jerawat hormonal kerap muncul di area bawah wajah ini, namun diperkirakan karena terlalu banyak produksi minyak yang menyumbat pori-pori.
“Ini karena kelebihan hormon dalam tubuh merangsang kelenjar minyak — banyak di antaranya ada di sekitar area dagu,” kata Marina Peredo, M.D.6, dokter kulit bersertifikat dan profesor klinis dermatologi di Sinai Mount Hospital.
Kelenjar minyak berlebih ini menjadikan kulit kita sebagai tempat utama untuk jenis jerawat ini.
Walaupun dagu dan rahang adalah tempat yang sangat umum untuk jerawat hormonal tumbuh, namun jenis jerawat ini juga bisa muncul di sepanjang sisi wajah atau di leher.
Maka jika kamu juga mengalami jerawat di punggung, dada, dan bahu, terutama di saat siklus menstruasi, ini juga bisa menandakan terjadinya jerawat hormonal.
Jerawat muncul di waktu yang sama setiap bulannya
Seperti dijelaskan oleh Dr. Jegasothy bahwa jerawat hormonal sering bermanifestasi dalam pola siklus, misalnya seperti siklus menstruasi.
Begitu juga dengan perempuan pascamenopause yang masih mengalami fluktuasi bulanan dalam tingkat estrogen dan profesteron, walaupun kadarnya lebih rendah dari perempuan pra-menopause.
Maka umumnya jerawat hormonal cenderung muncul di tempat yang sama setiap bulannya. Ini biasanya hasil dari pori-pori tertentu yang diperbesar ukurannya oleh jerawat sebelumnya.
Baca Juga: Jangan Terbalik, Ini Cara Tepat Memakai Acne Spot Treatment dalam Rangkaian Skincare
Jerawat muncul saat sedang stres
Hormon stres kortisol dapat memengaruhi semua hormon kita, termasuk menyebabkan munculnya jerawat.
“Perempuan yang rentan terhadap fluktuasi hormonal bulanan dan mengalami periode stres akut, sangat rentan mendapatkan jerawat hormonal,” jelas Dr. Jegasothy.
Sudah melewati masa remaja
Jerawat memang bisa terjadi pada usia berapapun, dari remaja hingga usia tua.
Namun jerawat hormonal adalah jenis jerawat yang paling mungkin menyerang di usia 20-an, karena itu adalah tahun-tahun ketika perempuan cenderung paling aktif secara hormonal.
“Usia 20-an sering kali merupakan usia subur puncak,” kata Dr. Jegasothy.
Hal ini membuat orang dengan vagina lebih rentan terhadap fluktuasi hormonal yang intens selama kehamilan, persalinan, dan menyusui.
Tetapi usia saja tidak akan menentukan apakah jerawat hormonal akan keluar atau tidak.
Genetika juga turut menentukan kapan jerawat hormonal mulai muncul dan akan berhenti.
“Sepanjang karir profesional saya, saya telah menemukan bahwa hampir setengah dari perempuan berusia 20-an mengalami jerawat—dan menopause dapat menyebabkan munculnya kembali jerawat,” jelas Dr. Peredo.
Itu dia beberapa ciri dari jerawat hormonal yang perlu Kawan Puan waspadai.
Namun kamu tak perlu khawatir dengan jerawat hormonal, karena seperti halnya semua bentuk jerawat, jenis ini juga dapat membaik seiring waktu karena tubuh menyesuaikan diri dengan perubahan hormonal atau fisiologis.
Adapun yang penting adalah penanganannya yang tepat.
(*)
Baca Juga: Selain Madu, Bahan Berbasis Lebah seperti Propolis Ini Juga Bermanfaat untuk Kecantikan