Parapuan.co - Kabar gembira datang dari Paris, Prancis, ketika ratusan Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) asal Indonesia berhasil dipamerkan di Le BHV Marais, sebagai bagian dari program Java in Paris.
Untuk diketahui, Java in Paris merupakan program yang dibuat oleh Shopee, yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surakarta, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Paris dan Le BHV Marais Paris.
Adapun produk-produk dari ratusan UMKM asal tanah air tersebut akan dipamerkan di Le BHV Marais selama hampir sebulan, yaitu mulai dari 8 Juni hingga 17 Juli 2022.
Di antara ratusan produk UMKM lokal dalam platform Shopee terpilih kurasi BHV Marais adalah produk fesyen dan aksesoris buatan pengrajin lokal.
Tiga di antaranya yang ikut berlenggang ke Paris, Prancis, adalah Janedan, Shiroshima, dan Danar Hadi.
Berikut tiga kisah brand fashion yang berhasil memamerkan produk mereka di Java in Paris, seperti melansir dari PARAPUAN:
Janedan, Tas Kulit Konsep Upcycling
Janedan adalah brand tas kulit asal Bantul, Yogyakarta yang mengusung konsep ramah lingkungan dengan metode upcylcing.
Baca Juga: Makeup Halus dan Flawless, Coba 5 Rekomendasi Bedak Tabur Lokal Ini
Tas kulit yang diproduksi oleh Janedan ini didesain dengan model yang kekinian, namun menggunakan material daur ulang seperti limbah kulit sapi.
Teknik pembuatan tasnya pun tradisional dan alami, sehingga memastikan proses produksinya berkelanjutan.
Seperti dijelaskan oleh Gabriel Adi Nugroho, pemilik Janedan, bahwa proses produksi tradisional yang lebih ramah lingkungan ini juga mencakup proses penyamakan dan pewarnaan alami pada kulit yang menghindari menggunakan bahan kimia.
“Kami melakukan proses upcycling untuk menghasilkan materi tas kami. Kulit yang dipakai merupakan hasil limbah industri daging yang kami daur ulang, kemudian masuk ke proses penyamakan sehingga terjadi sirkulasi ekonomi di rantai produksinya," cerita laki-laki yang akrab dipanggil Adi.
"Selain itu, pewarnaan materi kulit ini juga menggunakan beberapa jenis kayu seperti tegeran dan mahoni dan bukan pewarna kimiawi agar ramah lingkungan,” lanjutnya lagi.
Dengan dibawanya Janedan oleh program Java in Paris ke Prancis, Adi berharap bisa menunjukkan bahwa produk-produk Indonesia juga sudah mulai banyak yang mengusung konsep lebih ramah lingkungan dengan kualitas bersaing.
Shiroshima, Batik Kulon Progo dengan Desain Kontemporer
Shiroshima adalah salah satu brand fashion yang mengedepankan motif batik asal Kulon Progo, Yogyakarta, dengan sentuhan yang lebih kontemporer.
Baca Juga: Berdayakan UMKM Lokal, Batik Solo dan Aneka Kerajinan Dipamerkan di Prancis
Karakteristik dari batik yang diusung oleh Shiroshima cenderung unik, dengan motif yang minimalis dan tetap kekinian.
Menariknya, Shiroshima juga melihatkan sejumlah warga lokal dari Lendah, Kulon Progo, untuk membuat batik dengan motif tertentu.
Seperti yang dipaparkan oleh Dian Nutri Justisia Shirokadt, pemilik Shiroshima, kurang lebih sudah memberdayakan 23 pembatik lokal, yang mana 13 di antaranya adalah perajin batik tulis perempuan.
Dian pun berharap bahwa diboyongnya Shiroshima di Java in Paris akan turut berdampak positif terhadap pergerakan ekosistem UMKM batik di daerah.
Termasuk melestarikan warisan budaya batik dan memberdayakan pembatik daerah, baik secara ekonomi maupun sosial.
Danar Hadi, Batik Tulis dan Cap Legendaris
Brand Danar Hadi adalah salah satu jenama legendaris dalam industri batik tradisional dalam negeri.
Bagaimana tidak, brand batik ini telah berdiri selama setengah abad sehingga namanya terkenal seantero negeri.
Selama 50 tahun, Danar Hadi terus berinovasi dan beradaptasi dengan zaman dengan aneka batik yang diproduksinya, tanpa menghilangkan karakteristik budayanya.
Dan kini, batik Danar Hadi yang terdiri dari pakaian atasan untuk perempuan maupun laki-laki, kain batik tulis dan cap, serta aksesori lainnya, dapat dilihat dan dibeli oleh warga kota Paris.
(*)
Baca Juga: Ini Rekomendasi Pusat Tekstil yang Lengkap Cari Kain untuk Nikahan atau Bisnis Fashion