Parapuan.co - Kesetaraan gender adalah salah satu tantangan yang dihadapi perempuan karier di dunia kerja dan bisa terjadi di berbagai industri.
Ya, setiap lapisan dan industri dalam masyarakat menghadapi tantangan dan perjuangannya masing-masing terkait kesetaraan gender ini.
Para pemimpin perempuan dari berbagai industri ini pun juga berjuang untuk kesetaraan gender.
Pada Women with Impact Forum yang dihadirkan dalam rangka Hari Perempuan Internasional, kelima pemimpin perempuan yang hadir ungkap pentingnya kesetaraan gender.
Forum virtual yang berfokus pada pemberdayaan perempuan itu mengangkat topik “Women as Active Agents for Sustainable Development”.
Hadirnya para pemimpin perempuan itu diharapkan dapat menciptakan kesadaran bagaimana kita harus bersikap dalam menghadapi tantangan nyata.
Pasalnya, sangat penting untuk menemukan cara dalam memahami tantangan ini, sehingga publik secara umum dapat bekerja sama dalam memecahkan masalah.
Selaras dengan itu, beginilah pandangan para pemimpin perempuan tentang pentingnya ekosistem kesetaraan gender di dunia kerja.
1. Melisa Irene, Partner East Ventures
Baca Juga: 3 Cara jika Ingin Jadi Menjadi Aktivis Perempuan Menurut Kate Walton
Dalam rilis yang PARAPUAN terima, Melisa menceritakan betapa rendahnya perwakilan partner perempuan di industri venture capital.
“Kami menyadari situasi ini dalam industri venture capital, dan kami terus berupaya menuju perbaikan," ungkap Melisa.
Kami sangat percaya bahwa perempuan membawa perspektif yang beragam ke dalam industri," terang Melissa yakin.
Tak hanya itu, Melissa pun bilang, "East Ventures berkomitmen untuk menanggapi hal ini secara serius melalui praktik dan dukungan kami dalam ekosistem."
2. Carmen Yuen, General Partner Vertex Ventures SE Asia and India
Memberikan perspektif lain dari industri yang sama, Carmen menjelaskan pentingnya masyarakat untuk tidak membatasi bahwa laki-laki dan perempuan hanya cocok untuk industri tertentu.
Carmen percaya kita semua dapat berakselerasi di setiap industri terlepas dari gender kita.
Bahkan sudah banyak contohnya, seperti founders perempuan dari Vertex Ventures bekerja di berbagai industri, seperti manufaktur, fintech, blockchain, agritech, dan daftarnya terus berlanjut.
3. Levana Sani, CEO Nalagenetics
Baca Juga: Kiki Rizki dari KADIN Indonesia Ungkap Hal yang Membedakan Bos dan Pemimpin
Sayangnya, dalam hal keterlibatan perempuan dan kesetaraan gender dalam industri kesehatan, menurut pandangan Levana masih rendah.
Betapa tidak, sebagai contoh, tentang bagaimana uji klinis yang umumnya hanya melibatkan representasi dari pria kulit putih yang sehat.
Hal tersebut mungkin saja menyebabkan kemungkinan yang lebih tinggi akan reaksi obat yang merugikan untuk perempuan.
4. Utari Octavianty, Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna
Kasus atau cerita serupa ditemukan pada saat Utari hendak memasuki industri perikanan.
Ada persepsi tentang bagaimana industri perikanan hanya cocok untuk laki-laki, dan tidak sesuai untuk Utari sebagai seorang perempuan.
Hal tersebut tidak hanya muncul di masyarakat, tetapi juga mengakar di keluarganya.
Namun, setelah keterlibatannya dalam industri perikanan, ia telah membuktikan bahwa industri perikanan merupakan industri yang terbuka untuk semua gender.
Baca Juga: Ingin Jadi Pemimpin yang Tegas? Wanita Karier Bisa Lakukan 5 Tips Ini
Utari juga yakin semua orang dapat berkontribusi untuk perbaikan terlepas dari gender-nya. Pandemi pun membawa tingkat kesadaran dan pemahaman yang baik terhadap kesehatan.
5. Tamara Wu, CEO Liberty Society
Tamara membagikan kisahnya saat mendirikan Liberty Society, sebuah perusahaan sosial.
Perusahaan sosial ini fokus memberdayakan perempuan yang terkena dampak kekerasan dan kemiskinan ekstrim untuk keluar dari lingkaran kemiskinan dan keputusasaan.
Tamara memberikan gambaran bagaimana perempuan di luar sana masih rentan di masyarakat, terutama hal tersebut disebabkan oleh minimnya pendidikan dan kemampuan ekonomi.
Nah, itulah pandangan 5 pemimpin perempuan tentang pentingnya ekosistem kesetaraan gender di berbagai industri. Menginspirasi sekali, ya? (*)