Parapuan.co – Kawan Puan, ada berbagai bentuk kekerasan dalam hubungan suami istri yang perlu kamu ketahui.
Selain kekerasan dalam bentuk verbal dan fisik, kekerasan finansial dalam hubungan juga kerap terjadi.
Lantas, apa itu kekerasan finansial dalam hubungan rumah tangga?
Mengutip dari SiapNikah, situs resmi BKKBN untuk persiapan pernikahan, kekerasan finansial merupakan pola perilaku kasar yang dilakukan untuk mengendalikan dan mengintimidasi pasangan dalam hal keuangan.
Para pelaku kekerasan finansial ini biasanya mencegah korban memperoleh, menggunakan, dan menyimpan sumber keuangan.
Menariknya lagi, pelaku kekerasan finansial tidak hanya berasal dari salah satu pasangan yang memang bekerja untuk mencari nafkah.
Melainkan, dapat juga dilakukan oleh mereka yang ingin memanipulasi keuangan keluarga agar bisa menggunakan uang tersebut semaunya dalam hubungan suami istri.
Agar tidak terjebak dan lebih waspada lagi, berikut tanda kekerasan finansial dalam hubungan yang perlu diketahui!
Baca Juga: Financial Planner Bagikan Cara Tepat Persiapkan Dana Darurat bagi Pasutri di Arisan Parapuan 12
1. Mengontrol akses keuangan secara berlebihan
Adanya salah satu pihak dalam hubungan pernikahan yang mengontrol keuangan secara berlebihan menjadi salah satu tanda adanya kekerasan finansial.
Tindakan tersebut termasuk memutuskan secara sepihak penggunaan uang tunai dan kartu kredit atau debit untuk kebutuhan sehari-hari.
Perjanjian adanya pengelolaan keuangan sehari-hari dilakukan oleh salah satu pihak memang tidak salah.
Namun, disarankan keduanya dapat memiliki akses informasi keuangan dan bersama-sama serta bersinergi memutuskan bagaimana cara membelanjakan uang.
2. Menghabiskan uang tanpa sepengetahuan pasangan
Penyalahgunaan keuangan dalam hubungan pernikahan menjadi salah satu tanda adanya kekerasan finansial.
Hal ini dilakukan untuk menghindari tanggung jawab keuangan pada diri sendiri, sehingga memungkinkan salah satu pihak tidak dapat menggunakan uang tersebut untuk membeli kebutuhan atau keinginannya.
Namun, tindakan kekerasan finansial dalam hubungan suami istri ini dapat dihindari dengan adanya keterbukaan finansial.
Baca Juga: Pengantin Baru, Simak 3 Tips Atur Keuangan agar Rumah Tangga Harmonis
3. Menyebabkan pasangan terlilit utang
Mendaftarkan kartu kredit atau pinjaman dengan nama pasangan dengan memaksa untuk menandatangani dokumen finansial juga termasuk ciri dari kekerasan finansial.
Wujud kekerasan finansial lainnya yakni pasangan ternyata menolak dengan keras untuk membayar utangnya.
Jika pasangan mulai menggunakan pemaksaan seperti kekerasan fisik hingga ancaman demi untuk membeli sesuatu, maka hal ini sudah termasuk kekerasan finansial yang cukup berat.
Mau bagaimanapun, keputusan finansial baik jangka pendek ataupun panjang haruslah melibatkan persetujuan dari dua belah pihak untuk bekerjasama membayar dalam bentuk tunai atau pinjaman.
Usahakan untuk selalu berdiskusi lebih dahulu karena ada baiknya untuk tidak menambah utang tanpa persetujuan salah satu pihak.
4. Meremehkan kemampuan pasangan dalam mengelola keuangan
Tanda lain dari kekerasan finansial yakni terjadi secara tersirat di mana salah satu pihak merasa kurang percaya diri untuk mengelola keuangan.
Dalam hal ini, pelaku kekerasan finansial sering kali menyebut pasangannya bodoh dalam hal mengelola keuangan secara efektif.
Jika terjadi terus menerus, korban pun akan meragukan dirinya untuk mengelola keuangan dan membatasi diri dari pengeluaran yang sebenarnya dibutuhkan ketika berumah tangga.
Oleh karena itu, sangat penting untuk saling belajar satu sama lain dalam hal mengatur keuangan.
Kawan Puan, itulah berbagai tanda kekerasan finansial dalam hubungan suami istri yang perlu diketahui.
Karena masalah keuangan adalah sesuatu yang sensitif, ada baiknya sebelum menikah kedua belah pihak membicarakan perihal keuangan ini ya! (*)
Baca Juga: Pentingnya Obrolan Keuangan Sebelum Menikah, Begini Cara Memulainya