Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Tren Thrift Shop dan Vintage Fashion Lebih Ramah Lingkungan?

Kompas.com - 10/01/2022, 20:53 WIB
Editor Citra Narada Putri

Parapuan.co - Thrifting atau fashion yang merunut pada gaya vintage sedang jadi tren di kalangan anak muda saat ini. 

Melansir dari PARAPUAN, rupanya tren ini dipengaruhi oleh perilaku generasi Z yang dinilai lebih sadar akan dampak buruk limbah pakaian terhadap kerusakan lingkungan. 

Di saat yang bersamaan, gen Z adalah generasi yang memiliki kebiasaan berbelanja yang tinggi.

Maka tak heran apabila gen Z mulai beralih pada pilihan fashion yang lebih ramah lingkungan, misalnya seperti membeli pakaian thrift (bekas) atau vintage. 

Berdasarkan data Medium, diperkirakan sebanyak 46 persen gen Z berbelanja barang bekas pada tahun 2019.

Sementara itu, melansir The Week, gen Z menganggap bahwa thrifting merupakan jawaban atau solusi bagi mereka yang gemar berbelanja, tetapi tetap ingin peka terhadap kelestarian lingkungannya.

Kendati demikian, kecenderungan generasi Z untuk berbelanja pakaian thrift atau vintage fashion nyatanya bukan hanya karena alasan kelestarian lingkungan saja loh.

Pasalnya menurut temuan Deloitte, minat gen Z untuk membeli pakaian thrift atau vintage juga dilatarbelakangi oleh masalah keuangan. Banyak dari generasi ini tumbuh dengan kondisi finansial yang cukup sulit.

Sementara thrift atau vintage fashion, yang biasanya dijual dengan harga terjangkau, dianggap bisa menjadi solusi bagi mereka yang ingin berbelanja pakaian tanpa harus menguras kantong, namun tetap menerapkan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.

Baca Juga: Solusi untuk Atasi Limbah Pakaian, Ini Bedanya Upcycle dan Recycle

Walau thrifting dan vintage fashion dianggap sebagai solusi limbah pakaian dari produk fast fashion, namun tahukah kamu bahwa ternyata hal ini tak semudah seperti yang terlihat di permukaan. 

Mengutip dari Fashion Revolution, siklus kehidupan pakaian thrift dan vintage dimulai dari tempat daur ulang pakaian yang biasanya akan disatukan untuk kemudian dijual ke supplier atau penjual pakaian bekas.

Biasanya, pihak penjual akan mengecek dan memilah kembali pakaian yang sekiranya masih layak pakai dan bisa dibeli oleh konsumen.

Artinya, masih tetap ada pakaian yang akan kembali ke tempat pembuangan untuk dipilah lagi dan didaur ulang.

Dengan adanya proses ini, dapat terlihat bahwa pakaian vintage atau thrift pun masih meninggalkan jejak karbon, khususnya terkait transportasi dalam proses pemilahannya.

Hanya saja, yang membedakannya dengan fast fashion adalah bahwa thrift dan vintage fashion tidak membutuhkan bahan baku baru untuk terus membuat produk baru yang mengikuti tren.

Bahan baku yang dimaksud tak hanya bahan berupa kain, namun juga material lain seperti jahitan, kancing, dan material dalam proses pencucian.

Maka, kendati pun thrift dan vintage fashion masih menyisakan jejak karbon, gaya hidup ini masih lebih baik dibandingkan fast fashion yang bisa menghasilkan hingga 10 persen emisi karbon dioksida global setiap tahunnya.

Penting untuk kembali diingat bahwa industri fashion global sendiri telah menyumbang 2,1 miliar metrik ton emisi gas rumah kaca pada tahun 2018, yang berarti empat persen dari total emisi global.

Baca Juga: Kata Pakar soal Harga Produk Sustainable Fashion yang Lebih Mahal, Mengapa?

Yang lebih mengkhawatirkan lagi, lebih dari 50 persen pakaian fast fashion dilaporkan dibuang dalam waktu satu tahun pembuatan.

Jadi, jika dibandingkan dengan jejak karbon yang diciptakan oleh industri fast fashion, thrift dan vintage fashion memang jauh lebih ramah lingkungan.

Lebih lanjut, meskipun emisi karbon yang diciptakan thrift dan vintage fashion lebih minim, terdapat hal lainnya yang harus kamu perhatikan agar tetap ramah lingkungan.

Yakni, terkait bahan pakaiannya. Sebab, pakaian bekas pun masih banyak yang terbuat dari bahan yang kurang ramah lingkungan, seperti polyester.

Membeli pakaian bekas pun, kalau kamu tidak memikirkan bahan serta kualitas pakaiannya, maka aspek ramah lingkungannya menjadi hilang.

Kawan Puan, walaupun membeli pakaian bekas bisa memberikan kesempatan bagi pakaian tersebut untuk dipakai lagi dalam jangka waktu panjang, kamu tetap harus mempertimbangkan kualitas dan bahan pakaiannya, ya.

Dengan demikian, tujuan untuk mengurangi jejak karbon dan melindungi lingkungan pun bisa terpenuhi. (*)

Baca Juga: Atasi Limbah Pakaian yang Berdampak Buruk bagi Lingkungan dengan Upcycling


Terkini Lainnya

3 Tokoh Perempuan Kuat di Film Indonesia, Ada Sosok Anggini di Wiro Sableng

3 Tokoh Perempuan Kuat di Film Indonesia, Ada Sosok Anggini di Wiro Sableng

PARAPUAN
Tampil Modis dan Fashionable dengan Padu Padan Baju Setelan

Tampil Modis dan Fashionable dengan Padu Padan Baju Setelan

PARAPUAN
Rahasia Kulit Glowing: Rajin Sarapan dengan 5 Makanan Ini

Rahasia Kulit Glowing: Rajin Sarapan dengan 5 Makanan Ini

PARAPUAN
Berapa Lama Hair Botox Bisa Atasi Masalah Rambut? Ini Jawabannya

Berapa Lama Hair Botox Bisa Atasi Masalah Rambut? Ini Jawabannya

PARAPUAN
Liburan ke Jogja Pertama Kali, Wajib Kunjungi 5 Destinasi Wisata Ini

Liburan ke Jogja Pertama Kali, Wajib Kunjungi 5 Destinasi Wisata Ini

PARAPUAN
Jangan Tergiur Harga Murah! Ini  Bahaya Pakai Behel Abal-abal

Jangan Tergiur Harga Murah! Ini Bahaya Pakai Behel Abal-abal

PARAPUAN
Kronologi Anissa Aziza Diikuti Orang Tak Dikenal Saat Belanja Sendirian di Mall

Kronologi Anissa Aziza Diikuti Orang Tak Dikenal Saat Belanja Sendirian di Mall

PARAPUAN
Cerita Aktris Perjuangkan Kariernya, Intip Sinopsis Drakor Beauty and Mr. Romantic

Cerita Aktris Perjuangkan Kariernya, Intip Sinopsis Drakor Beauty and Mr. Romantic

PARAPUAN
Komunitas e-Sport Ro8 Sediakan Fasilitas Belajar hingga Bersosialisasi Antar Gamers

Komunitas e-Sport Ro8 Sediakan Fasilitas Belajar hingga Bersosialisasi Antar Gamers

PARAPUAN
Sambut Hari Lebaran, Astra Otoshop Bagi-bagi Hadiah Lewat Program Ramadhan Ekstra

Sambut Hari Lebaran, Astra Otoshop Bagi-bagi Hadiah Lewat Program Ramadhan Ekstra

PARAPUAN
Segar untuk Buka Puasa, Simak Tips Mudah Bikin Hwachae Minuman ala Korea

Segar untuk Buka Puasa, Simak Tips Mudah Bikin Hwachae Minuman ala Korea

PARAPUAN
Rawda Umroh Bandung Hadirkan Paket Umrah dengan Harga Ramah di Kantong

Rawda Umroh Bandung Hadirkan Paket Umrah dengan Harga Ramah di Kantong

PARAPUAN
Dewangga Jogja Sediakan Jasa Travel Umrah yang Terjangkau, Ini Daftar Paketnya

Dewangga Jogja Sediakan Jasa Travel Umrah yang Terjangkau, Ini Daftar Paketnya

PARAPUAN
Rayakan Hari Autisme Sedunia, Ini 3 Kisah Kreator Beri Edukasi Autisme pada Masyarakat

Rayakan Hari Autisme Sedunia, Ini 3 Kisah Kreator Beri Edukasi Autisme pada Masyarakat

PARAPUAN
Ini Rekomendasi Tempat Sewa Baju Lebaran Mewah, Harga Lebih Terjangkau

Ini Rekomendasi Tempat Sewa Baju Lebaran Mewah, Harga Lebih Terjangkau

PARAPUAN
Rekomendasi Tempat Olahraga Outdoor Populer di Jakarta untuk Isi Akhir Pekan

Rekomendasi Tempat Olahraga Outdoor Populer di Jakarta untuk Isi Akhir Pekan

PARAPUAN
Jadikan Lari Sebagai Hobi yang Menyenangkan, Ini Tipsnya untuk Pemula

Jadikan Lari Sebagai Hobi yang Menyenangkan, Ini Tipsnya untuk Pemula

PARAPUAN
Ini Tantangan Ibu Bekerja sebagai Perempuan Peneliti Menurut Dr. Widiastuti Setyaningsih

Ini Tantangan Ibu Bekerja sebagai Perempuan Peneliti Menurut Dr. Widiastuti Setyaningsih

PARAPUAN
Kurang Bijak, Ini Alasan Ambil Utang untuk Resepsi Tidak Dianjurkan

Kurang Bijak, Ini Alasan Ambil Utang untuk Resepsi Tidak Dianjurkan

PARAPUAN
Hadirkan Hidangan Khas Thailand, Ini Rekomendasi Tempat Bukber di Jakarta

Hadirkan Hidangan Khas Thailand, Ini Rekomendasi Tempat Bukber di Jakarta

PARAPUAN
Ingin Jadi Ilmuwan Pangan? Dr. Widiastuti Setyaningsih Beberkan Tipsnya

Ingin Jadi Ilmuwan Pangan? Dr. Widiastuti Setyaningsih Beberkan Tipsnya

PARAPUAN
Penyakit Cloud Cytoma Muncul di Drakor Queen of Tears, Benarkah Ada Penyakitnya?

Penyakit Cloud Cytoma Muncul di Drakor Queen of Tears, Benarkah Ada Penyakitnya?

PARAPUAN
Sariayu Martha Tilaar Gelar Acara Buka Puasa Bersama Sahabat Sariayu

Sariayu Martha Tilaar Gelar Acara Buka Puasa Bersama Sahabat Sariayu

PARAPUAN
Transformasi Family Business untuk Sustainability

Transformasi Family Business untuk Sustainability

PARAPUAN
Rekomendasi Parfum Pria dengan Aroma Spicy yang Maskulin dari BVLGARI MAN

Rekomendasi Parfum Pria dengan Aroma Spicy yang Maskulin dari BVLGARI MAN

PARAPUAN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com