Parapuan.co – Kawan Puan, apakah kamu sudah tahu apa itu Golden Child Syndrome?
Golden child syndrome atau sindrom anak emas merupakan hasil pengasuhan dalam dinamika keluarga yang salah, di mana anak diharapkan menjadi sangat baik dalam segala hal.
Seperti diketahui, menjadi anak kebanggan dan diharapkan sukses sering kali menjadi beban tersendiri bagi anak-anak.
Selain itu, anak emas dituntut untuk tidak pernah melakukan kesalahan dan merasa berkewajiban untuk memenuhi harapan orang tuanya.
Lebih lanjut, anak emas adalah contoh untuk diikuti orang lain. Bahkan, tak jarang orang tua membandingkan prestasi dan perilaku satu anak dengan yang lainnya.
Anak dengan golden child syndrome biasanya dibesarkan oleh orang tua yang mengontrol dan otoriter.
Tujuan utama hal tersebut adalah memenuhi kebutuhan orang tuanya, serta mendapatkan kesuksesan dan ketenaran untuk keluarganya.
Baca Juga: Ingin Anak Tumbuh Mandiri? Lakukan Gaya Pengasuhan Seperti Ini
Orang tua menganggap anak emas sebagai aset keluarga dan selalu membuatnya tampil superior di depan orang lain.
Selain itu, anak emas berkewajiban memuaskan apa yang orang tua inginkan, bahkan jika mereka tidak menyukainya.
Tanda Golden Child Syndrome
Seperti yang dikutip dari Mindbodygreen, berikut tanda-tanda anak mengalami golden child syndrome.
1. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain
Salah satu tanda utama golden child syndrome adalah kebutuhan yang berlebihan untuk menyenangkan orang tua atau figur otoritas lainnya.
Mereka melakukan upaya ekstrem untuk memenuhi semua kebutuhan orang tua, bahkan mengorbankan kebutuhannya sendiri.
Dampaknya, anak dengan sindrom ini sering menuruti permintaan orang tua karena itulah satu-satunya cara untuk menerima cinta dari mereka.
2. Dituntut untuk tumbuh lebih cepat
Anak kebanggaan harus merelakan dirinya melangkah ke peran yang lebih dewasa di awal kehidupannya.
Misalnya, mendapatkan pekerjaan lebih awal dari saudaranya dan menafkahi kebutuhan rumah tangga keluarga.
Karena dituntut menjadi contoh orang lain, anak emas sering kali menghindari kegiatan yang dianggap kekanak-kanakan dan memilih hobi yang lebih produktif.
3. Sangat berprestasi
Anak emas sangat rajin belajar dan menyukai lingkungan persaingan di sekolah, tujuannya menjadi terbaik dari teman-temannya.
Mereka bekerja untuk mendapatkan nilai terbaik dengan tujuan menunjukkan kepada orang tuanya.
Sehingga, orang tua dapat menyombongkan diri bahwa anak emasnya mendapatkan nilai akademik yang memuaskan.
Baca Juga: Kuncinya Komunikasi, Ini 4 Cara Bangun Hubungan Positif antara Anak dan Orang Tua
4. Takut gagal
Anak emas didorong untuk terus-menerus mencari kesempurnaan sejak kecil, sehingga kegagalan menjadi momok menakutkan.
Ketika anak emas gagal memenuhi harapan orang tua yang tidak realistis, mereka akan menjadi sangat frustrasi dengan dirinya sendiri.
Selain itu, anak dengan Golden Child Syndrome ini dapat memiliki efek berbahaya di kemudian hari, termasuk kesulitan menentukan batasan, pura-pura bahagia, kesulitan menolak, hingga harga diri yang rendah.
(*)